Senin, 27 Februari 2017

Contoh Essay KKN Kebangsaan



Hallo, reader! Long time no see here, ya :D
Maafkan atas ke-sok-sibukanku sehingga blog ini hampir usang gak pernah diupdate lagi L
            Well, akhir-akhir ini banyak yang nge-DM via instagram atau pun chat via line atau WA yang nanyain seputar informasi KKN (Kuliah Kerja Nyata) Kebangsaan. Yap, tentunya bagi kamu mahasiswa/i yang akan melakukan KKN di semester depan, sekarang ini pasti kamu sudah merencanakan target lokasi mana yang akan menjadi tempat pengabdianmu kelak. Nah, biasanya KKN-K (Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan) adalah salah satu targetan ribuan mahasiswa. Kenapa? Karena menjadi bagian dari peserta KKN-K memberikan banyak kenikmatan, eh manfaat maksudnya hehee. Apa aja manfaatnya? Hmmm, banyak. Tapi kayaknya bakal aku ulas lebih lanjut di tulisan lain. Gak cukup kalau diceritain sekarang, alias gak sempat ngetik panjang-panjang hehee :D Bersabar menunggu di postingan yang lain, ya! ^_^
            Jadi, bagi para KKN-K hunter (cieeee) pasti udah tau atau minimal udah pernah dengar kalau salah satu syarat untuk bisa menjadi peserta KKN-K adalah dengan membuat essay. Nah, pertanyaan yang selalu aku terima adalah : Kak, gimana cara buat essay? | Kak, ajarin dong cara buat essay. | Kakak, mau dong liat essay kakak. 

            Maka, atas dasar beberapa pertanyaan itulah kali ini aku mau ngeposting essay yang pernah kukirimkan untuk mengikuti seleksi KKN-K di kampusku. I think my essay is not the best. Bukan berarti essay ini adalah yang paling bagus. Ini hanya sebagai referensi bagi kamu yang mau belajar nulis essay terutama referensi bagi calon peserta KKN-K jikalau nanti di kampusnya juga disuruh membuat essay. Biasanya essay memang merupakan syarat wajib bagi peserta seleksi KKN-K. Terkait tema essay, ini tergantung dengan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh panitia. Tema essay biasanya mengikuti tema KKN-K yang mencirikan geografis atau keadaan lokasi KKN-K alias tuan rumah KKN-K di tahun tersebut.

Karena aku merupakan peserta KKN-K 2016 yang bertempat di Provinsi Kepulauan Riau, maka tema essaynya adalah seputar ekowisata bahari di daerah 3T. Silahkan disimak contoh berikut. Ingat ya, ini bukan berarti yang paling bagus! Karena syarat menjadi peserta KKN-K bukan hanya essay saja. Lho jadi syarat lainnya apa, Kak? Ntar deh kapan-kapan aku share lagi hehee :D
Happy reading everyone!

***
Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat di Kepulauan Riau ; Solusi Kuatkan NKRI Berdaulat 
Oleh : Tengku Novenia Yahya
(Salah satu view pantai belakang posko KKN-K, Desa Malang Rapat-Bintan)

Berbicara tentang Indonesia, maka tidak akan lepas dari pembicaraan tentang pesona alamnya. Pesona alam Indonesia nan indah membuat Indonesia dikenal sebagai zamrud khatulistiwa. Setiap warga negara Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di negeri ini pasti pernah mendengar dan tau apa maksud dari paduan kata tersebut. Ya, zamrud khatulistiwa memiliki makna alam indah bak zamrud (berlian) yang ada di garis khatulistiwa. Maksudnya adalah daerah yang dilalui garis khatulistiwa cenderung beriklim bagus sehingga kehidupan flora dan faunanya sangat baik pula.
Data yang didapatkan dari www.bakorsutanal.go.id menyatakan bahwa Indonesia memiliki 13.466 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ini membuat Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terletak di antara Samudera Pasifik dan Indo-Australia serta berada di antara benua Asia dan Australia. Posisi ini membuat Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis di dunia. Wilayah negara Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil dengan luas lautan 3.257.483 km² dan luas daratan 1.922.570 km² yang berbatasan dengan beberapa negara tetangga. Jika dilihat dari jumlah luas daratan dan lautan, dapat dilihat bahwa dominan daerah Indonesia ialah lautan. Maka tidak heran jika dikatakan bahwa Indonesia ialah negeri bahari dan negeri maritim.
Kini, penggambaran heroik tentang unik dan luasnya bentang Indonesia sebagai negeri  bahari seakan tetap melekat di benak nyaris setiap warga nusantara. Namun, 70 tahun usia kemerdekaan Indonesia, hanya kisah-kisah ironi yang tercipta dari bentang bahari ini. Kesadaran sebagai negeri kepulauan yang kaya dengan lautan, baru sekadar menyulam jargon heroisme, bukan jatidiri untuk membangun negeri yang sejahtera, makmur, dan berdaulat. Hal ini dikarenakan meskipun Indonesia menguasai 2,8 juta potensi wisata bahari, namun kebanyakan wisata tersebut dikelola oleh pihak asing (Burhan, 2013).
Berdasarkan data dari www.villagerspost.com menyatakan bahwa 16 pulau Indonesia yang berpotensi wisata tinggi dikuasai oleh pihak asing. Dari 16 pulau tersebut, Kepulauan Riau termasuk salah satunya. Kepulauan Riau terdiri dari pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terisolir). Berbatasan langsung dengan Vietnam dan Kamboja di bagian utara; Malaysia, Singapura dan Provinsi Riau di sebelah barat; Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di bagian selatan; serta Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat di sebelah timur, Kepulauan Riau memiliki letak yang strategis dan kekayaan alam yang begitu melimpah ruah. Pesona alam nan menawan yang ditawarkan oleh Kepulauan Riau tidak heran membuat negeri gurindam ini banyak diincar oleh investor asing untuk meraup keuntungan dari potensi bahari yang ditawarkan.
Data yang didapat dari www.travelesia.co.id menyatakan bahwa salah satu wisata bahari Kepulauan Riau yang dikuasai asing ialah Kepulauan Anambas. Keindahan pulau yang ada di wilayah Anambas tidak dipungkiri lagi. Keanekaragaman biota laut dan pulau-pulau disana selalu menimbulkan decak kagum. Namun, sayangnya wisata bahari Anambas dikelola oleh investor asal Australia, Prancis dan Amerika Serikat. Tidak hanya dikuasai oleh pihak asing, bahkan beberapa pulau di Kepulauan Riau diduga kecolongan telah dikomersilkan dengan pihak asing. Contohnya ialah Pulau Nipah yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Pulau Sekatung bagian dari Natuna yang berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan dan menjadi titik dasar dalam pengukuran dan penetapan batas RI dengan Vietnam kini statusnya tidak jelas karena diduga kepemilikannya telah diambil oleh pihak asing (Pindi, 2015).
Fakta-fakta ini jelas menunjukkan bahwa masih lemahnya pertahanan daerah-daerah perbatasan Indonesia, terutama di Kepulauan Riau. Jika hal ini terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti Kepulauan Riau hanya tinggal nama saja dan menjadi milik nergara lain. Kondisi ini jelas mengancam kedaulatan NKRI. Lantas, apa solusi dari permasalahan ini? Ekowisata bahari berbasis masyarakat adalah jawabannya.
Ekowisata bahari berbasis masyarakat dapat didefenisikan sebagai pola pengembangan ekowisata laut yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh (Agus, 2013). Ekowisata berbasis masyarakat memprioritaskan msayarakat selaku pengelola utama dari suatu objek wisata. Kenapa harus berbasis masyarakat? Sebab masyarakat setempatlah yang memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak.
Konsep ekowisata bahari berbasis masyarakat dapat diterapkan di Kepulauan Riau. Sebab berdasarkan data yang didapat dari Wikipedia, jumlah tempat wisata bahari yang ada di Kepulauan Riau lebih dari 100. Namun, sayangya karena tidak adanya pengelolaan yang bagus dari masyarakat setempat dan pemerintah, membuat akses jalan untuk mencapai tempat wisata sulit dijangkau dan hanya beberapa tempat wisata saja yang popular untuk dikunjungi wisatawan.  Jika masyarakat setempat didayakan dalam pengelolaan ekowisata laut, maka objek-objek wisata yang ada di Kepulauan Riau akan lebih terjaga.
Pengelolaan ekowisata yang melibatkan masyarakat Kepulauan Riau juga akan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat sehingga mengurangi kemiskinan. Dalam hal ini penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk pengunjung seperti ongkos transportasi, penginapan, menjual souvenir, serta biaya buat pemandu wisata.
Adanya pola ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata sendiri, tetapi secara simultan dan terintegrasi menjalankannya bersama segenap penggiat wisata di tempat itu. Mulai dari level komunitas, masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan organisasi non pemerintah. Beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh masyarakat Kepulauan Riau untuk menjalankan ekowisata berbasis masyarakat adalah:
1.     Perencanaan dan pembentukan kelompok. Formulasi penentuan ekowisata berbasis masyarakat dan pembentukan kelompok dirumuskan pada tahap ini melalui lokakarya dan diskusi yang bisa difasilitasi oleh pemerintah.
2.    Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. Pada tahap ini ekowisata diperkenalkan kepada pelaku-pelaku usaha terkait wisata, yaitu pemilik penginapan, penyedia jasa catering, penyedia kapal dan para pemandu lainnya melalui sosialisasi dan pelatihan. Selain itu pada tahap ini juga diupayakan adaya dukungan pemerintah untuk keberlanjutan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di objek wisata dimaksud.
3.    Penguatan kapasitas anggota kelompok. Berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas terkait kegiatan ekowisata untuk anggota kelompok diberikan.
4.    Pengembangan kemandirian organisasi. Pada tahap ini kemandirian organisasi dikembangkan dan diperkuat melalui serangkaian pelatihan organisasi, sosialisasi kelompok kepada pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya, mempromosikan kelompok kepada pasar, serta meningkatkan peran organisasi dalam pengelolaan objek wisata.
Jika langkah-langkah di atas telah diterapkan oleh masyarakat Kepulauan Riau, maka kawasan 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terisolir) yang menyimpan potensi wisata bahari akan berkembang pesat dengan mengedepankan kearifan lokal. Hal ini juga akan memperkuat pertahanan negara di daerah perbasatan untuk menjaga keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tengku Novenia Yahya
(Peserta KKN Kebangsaan 2016 – Kepulauan Riau)

4 komentar:

  1. Assalamualaikum, kak..
    Mau bertanya : yang tema KKN kebangsaan itu sudah sekaligus judul atau buat judul lagi berdasarkan tema yang ada ?
    Terima kasih..

    BalasHapus
  2. udah 2018 nulis lagi dong mbaknyaaah hehehe

    BalasHapus
  3. Wahhh... tulisannya bagus banget kak, udah biasa nulis di Blogger kayaknya ya :)...

    Salam kenal kak, saya bloger pemula di www.101artikel.xyz

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar..