Jumat, 26 Juni 2015

Terima Kasih Keluarga Pendidikan Mengabdi...

Tulisan ini kupersembahkan untuk kalian yang pernah menjadi pelengkap jalan cerita hidupku…
Sekre juang yang menyimpan banyak cerita tentang KPM

“Jadi surat pengajuan untuk aktif kembalinya gak bisa diajukan lagi,Bang?”
“ Gak bisa dek. Udah terlalu telat. Besok pagi kita udah sidang Paripurna”
Baiklah, dengan penuh keyakinan dan keteguhan sidang esok pagi pasti bisa dilalui. Walau pun tanpa Kepala Dinas yang biasanya selalu jadi kapten terdepan dalam menjawab semua pertanyaan yang berkaitan dengan dinas ini. Yakin, semuanya akan baik-baik saja. Insya Allah...
***         
Sabtu, 20 Juni 2015, sebuah lembaga eksekutif mahasiswa FKIP Universitas Riau itu disidang oleh beberapa mahasiswa yang menjadi utusan dari himanya masing-masing. Keluarga Pendidikan Mengabdi, demikian sebutan selama ini yang kami gaungkan untuk sebutan Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP Universitas Riau. Meski tidak sebanyak 70 orang yang hadir sebagaimana yang terstruktur pada SK, sidang yang bertepatan dengan hari ke-3 Ramadhan itu tetap berlangsung.
Dimulai dengan agenda-agenda seperti pada sidang biasanya, akhirnya tibalah sesi penyidangan itu. Mahasiswa-mahasiswa sibuk melontarkan pertanyaannya terkait program kerja yang kami susun dan bagaimana aktualisasinya selama kurang lebih satu tahun kepengurusan ini. Jantung semakin tidak karuan, gelisah, sedih semua campur aduk. Bukan karena takut dihantam habis-habisan dengan pertanyaan-pertanyaan dari peserta sidang. Bukankah selama ini juga sudah terbiasa berdebat dalam perlombaan? Lalu bagaimana mungkin untuk menghadapi sidang ini tidak siap? Pikirku. Tapi ayolah, ini bukan perdebatan, ini bukan lomba debat! Jadi bersikap biasa sajalah ketika menjawab pertanyaan dari mereka. Hatiku menguatkan. Baiklah, aku akan berusaha menjawab semuanya nanti dengan tenang.
“ Kenapa SKS(Silaturahmi Kelembagaan Se-FKIP ini dihapuskan? Kok kayaknya laporan yang tertulis di LPJ ini seolah-olah BEM FKIP menyalahkan hima-hima yang tidak aktif? Seharusnya Dinas Kominfo itu bertindak untuk mengaktifkan hima-hima, bukan menyalahkan..”
“Saya mau tanya, kenapa penilaian mading itu dihapuskan? Terus untuk penilaian hima ter-update juga kenapa dihapuskan?”
“ Pengunjung blog BEM FKIP itu banyak. Apakah Dinas Kominfo yakin dari banyaknya pengunjung itu adalah mahasiswa/i FKIP?”
“Oh iya, kalau dilihat di dinding Facebook BEM FKIP itu sangat banyak hima-hima yang ng tag postingannya. Kalau menurut saya itu nyampah. Apa sebaiknya gak disaring informasi yang ditag? Atau gimana tanggapan Dinas Kominfo”
Bla bla bla sederet pertanyaan lainnya ikut terlontar…
Pelan-pelan aku berusaha menjawab semuanya dan menjelaskannya semampuku, dibantu dengan kasubdin pers, Kak Monika Eka Yulianda. Ingat, ini bukan debat ya! Jadi jawabnya selo aja Novi. Selalu ada bisikan dari dalam hati yang mengingatkan.
Baiklah, semua pertanyaan terjawab sudah. Sedikit lega, tapi justru sedih yang dirasa.
“ Dek, kok Kakak rasanya mau nangis ya?”