Tentang cita, perjuangan dan pengorbanan…
****
Masih ingat ceritaku tahun lalu?
Tentang Mawapres ; Seribu Cerita. Bisa dibaca kembali pada link ini : http://tengkunoveniayahya.blogspot.co.id/2015/05/mawapres-seribu-cerita-berjuta-makna_14.html .Benar
kata orang-orang bahwa mimpi yang kita tuliskan, jika kita pelihara dan kita
jaga pada akhirnya Tuhan akan memeluk mimpi tersebut menjadi nyata.
Kekalahanku pada tahun 2015 pada
kompetisi Mahasiswa Berprestasi Universitas Riau tahun 2015 lalu tidak
membuatku patah semangat dan menyerah. Posisi ke-5 di tingkat universitas saat
itu lantas tidak membuatku berhenti berjuang. Justru ia menjelma menjadi mimpi
dan targetan baru yang harus aku capai di tahun 2016.
Berbekal pengalaman di tahun 2015,
aku kembali memberanikan diri untuk mencoba mengikuti pemilihan Mahasiswa
Berprestasi Universitas Riau tahun 2016. Seperti biasa, ada beberapa tahap yang
harus aku lalui, dimulai dari tingkat fakultas. Seperti biasa juga, bukan Novi
namanya kalau mengerjakan sesuatu dengan persiapan dari jauh-jauh hari (red:
selalu jadi dateliner). Maaf, yang ini adalah kebiasaan yang tidak baik untuk
dicontoh :’) Tapi kata orang-orang sih namanya mahasiswa emang begitu, The
Power of Kepepet :’)
Jadi sebenarnya sejak semester
ganjil 2015/2016, aku sudah mulai berpikir apa saja yang harus dipersiapkan
seperti mulai gencar mengikuti kompetisi atau program ke luar kampus supaya
mendongkrak nilai prestasi, kemudian mulai berpikir topik apa yang akan
dijadikan Karya Tulis Ilmiah untuk mengikuti pemilihan mawapres nanti.
Berbicara masalah prestasi, untuk ikut kompetisi sebenarnya sudah naluri sejak
dulu. Bukan hanya semata-mata untuk dapetin mawapres sih, tapi memang rasanya
kompetisi itu adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk membuka wawasan lebih
luas dan meng-upgrade potensi diri. Sejak semester ganjil aku juga sudah mulai berusaha
mencari program atau international conference agar nanti di CV ku tertera
prestasi internasional. Alhamdulillah di tahun 2015 ada dua LoA program
internasional, yang satu ke Thailand dan satunya lagi ke Bangladesh. Tapi
malangnya, kedua-duanya tidak jadi berangkat. Yang ke Thailand dikarenakan
kendala dana (as you know lah kampus Universitas Riau masih minim perhatian
untuk program seperti ini), dan yang ke Bangladesh acaranya dibatalkan karena
di sana lagi ada konflik yang gak kunjung selesai. Alhasil, sepertinya Allah
Swt belum mengizinkanku untuk menginjakkan kaki di luar negeri. Aku yakin,
pasti ada rencana yang jauh lebih indah yang dipersiapkan-Nya untukku.