Sabtu, 08 November 2014

Cerita dari Negeri Gurindam



            Siapa yang mengenal Negeri Gurindam? Atau mungkin pertanyaannya bisa diubah menjadi siapa yang tidak mengenal Negeri Gurindam? Ya, lebih tepatnya Kepulauan Riau. Tepat 20-24 Oktober 2014 yang lalu Allah Swt memberikanku kesempatan untuk menginjakkan kaki di tanah serumpunnya Riau itu. Alhamdulillah aku dipercayai mewakili Riau untuk mengikuti Lomba Pidato Remaja dalam Ajang Pekan Bahasa Se-Sumatera 2014 yang diadakan di Kepulauan Riau setelah sebelumnya aku berhasil meraih juara 1 dalam lomba pidato remaja se-Riau.

            Sebenarnya event ini juga sudah lama menjadi daftar targetku, lebih tepatnya target untuk bisa menginjakkan kaki di Kepulauan Riau. Entah kenapa, sejak masih SMA aku sangat ingin berkunjung ke Kepulauan Riau yang dijuluki sebagai “Negeri Gurindam” tersebut. Setelah kemarin sempat mengusulkan acara Gebyar Fisika VIII agar diadakan di Kepulauan Riau tidak dipenuhi oleh pihak kampus, akhirnya tiket ke Kepulauan Riau aku dapatkan melalui Lomba Pidato Remaja ini. Sungguh, cara Allah Swt untuk mengantarkan mimpi hamba-Nya menjadi nyata diwujudkan dengan cara yang berbeda-beda.. :’)

            Aku bersama kontingen Riau berangkat dari Pekanbaru menuju Batam pada hari Senin, 20 Oktober 2014. Berjumlahkan 19 orang yang terdiri dari peserta dan official, kami tiba di Bandara Hang Nadim siang hari. Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan laut dengan naik Kapal Ferry di Pelabuhan Sri Bintan Pura. Dan akhirnya, kami disambut baik di Hotel Aston Tanjung Pinang pada sore hari..

            Nah, dalam Pekan Bahasa Se-Sumatera 2014 ini ada beberapa cabang lomba, yaitu : lomba cerdas cermat tingkat SMA, lomba pidato remaja, lomba mengajar untuk guru SD, lomba debat mahasiswa dan lomba pewara. Selain itu juga ada pertemuan Duta Bahasa se-sumatera dan pertemuan wartawan se-Sumatera. Alhamdulillah, di sini ketemu teman-teman baru lagi dan inilah saatnya menggali ilmu dari teman-teman berbagai daerah di Sumatera.

        Hari kedua, 21 Oktober 2014 kegiatan diawali dengan Seminar Nasional Kebahasaan yang dihadiri oleh Ketua Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia, Dekan Universitas Raja Ali Haji serta Dekan Universitas Yogyakarta. Dari seminar ini aku banyak megetahui hal yang selama ini kurang dipahami tentang bahasa Indonesia. Di sini juga aku baru benar-benar menyadari bahwa bahasa Indonesia itu benar-benar berasal dari bahasa melayu. Maka, berbanggalah kita menjadi orang Melayu :’)

Sorenya, kegiatan dialihkan ke Hotel Sahid Bintan yang terletak di Kabupaten Bintan. Di sinilah kegiatan yang sesungguhnya dilaksanakan. Seluruh cabang perlombaan yang berlangsung hingga tanggal 24 Oktober berlangsung di aula Hotel Sahid Bintan. Hotel Sahid Bintan ini letaknya di atas dataran tinggi yang berpuncak serta di depannya terdapat pantai. Huaaaa ini dia yang sebenarnya aku nantikan. Maklum, di Riau gak ada yang namanya pantai. Jadi emang agak alay gini kalau udah ketemu sama yang namanya pantai -_-

Suasana di Hotel Sahid Bintan agak mirip sama suasana puncak (cuacanya). Selain itu, yang ngisi hotel ini juga rata-rata wisatawan luar negeri. Soalnya juga ketahuan dari ukuran sendok makan di hotel yang ukurannya jumbo dan yang jelas emang gak sesuai sama ukuran tanganku yang mungil ini. Hahahaa.. Tapi Alhamdulillah selama kegiatan berlangsung urusan makanan perutku masih aman kok. Hihii..

Malam, tepat tanggal 21 Oktober 2014 cabang lomba yang pertama dilombakan adalah Lomba Pidato Remaja. Yah, it is me! Dengan persiapan yang ada aku tampil sebagai peserta undian 4. Ini adalah lomba pertamaku di tingkat regional untuk cabang pidato.

Sore hari sebelum acara penutupan, tepat tanggal 23 Oktober 2014 aku dan kontingen Riau menyempatkan diri untuk bermain di Pantai Trikora yang letaknya kira-kira sekitar 5 km dari hotel. Walau pun Cuma menikmati pantai selama kurang lebih 1 jam, tapi Alhamdulillah udah cukup kok buat refreshing otak yang selama ini sehari-harinya berkutat di kampus. Wkwkwk..

Dan pada malam harinya, tibalah acara yang dinanti-nantikan, pengumuman pemenang. Perasaan deg-degan pasti ada. Terutama ketika pemenang lomba pidato akan diumumkan rasanya ini jantung udah gak normal lagi. Akhirnya jantung ini lemas saat akhirnya tahu bahwa namaku tidak tercantum dari nama pemenang yang dibacakan. Yaa, hal yang sama ketika peksiminas terulang kembali :’) Dari kontingen Riau sendiri Cuma bisa berhasil bawa 1 piala, yaitu juara 1 lomba mengajar guru SD. Sedangkan untuk cabang lomba lainnya belum bisa diraih.

Kecewa dengan hasil ini? Pasti. Tapi Alhamdulillah tetap bersyukur, karena yang terpenting dalam sebuah kompetisi ini adalah ilmu yang didapatkan, bukan soal menang atau kalah. Ya, walau pun dalam mengikuti sebuah perlombaan seseorang pasti menargetkan untuk menang. Tapi tetap saja kita harus menyadari bahwa ada hal yang lebih penting dari sebuah kemenangan, yaitu “ pengalaman dan ilmu ”. Walau pun belum bisa mengharumkan nama Riau, tapi setidaknya di sini aku banyak mendapatkan pelajaran dari teman-teman berbagai provinsi di Sumatera.

Allah Swt masih memerintahkanku untuk terus berusaha dan menginstropeksi diri. Barangkali usahaku masih kurang. Barangkali Allah Swt ingin melihat usahaku yang lebih besar lagi. Dan barangkali ada pintu lain yang disediakan oleh Allah Swt yang lebih indah. Bahkan mungkin juga Allah Swt mau bilang, “ Tahun depan kamu ikut lagi ya!’. Dan tentu hati ini bertekad untuk menjawab “Iya”. Sebab, sebuah mutiara tidak akan dihasilkan dengan proses yang mudah. Segala sesuatu butuh proses, dan ‘Proses’ itulah yang kini sedang aku jalani :’)

Mungkin banyak yang bilang kenapa rata-rata semua perlombaan yang aku ikuti berbau seni dan sastra? Kenapa tidak fisika? Jawabnya adalah karena seni dan sastra sedikit lebih mudah untuk dipelajari secara otodidak. Bukan berarti aku tidak ingin mengkuti kompetisi fisika. Tapi hal yang harus disadari adalah untuk benar-benar mencapai hasil yang bagus dalam fisika, diperlukan tenaga ekstra untuk mengasah otak berkutat pada fisika saja. Dulu pas SMA juga lumayan sering kok ikut olimpiade atau lomba fisika. Tapi ya begitulah, hasilnya tidak terlalu membanggakan.

Lantas kenapa sekarang mengambil jurusan pendidikan fisika? Apakah salah jurusan? Tentu saja tidak J Mengambil konsentrasi Pendidikan Fisika adalah murni keinginanku sendiri sejak SMA. Ada target tertentu yang ingin aku capai dari pilihanku ini. Ketika mengambil jurusan Pendidikan Fisika, aku masih bisa belajar seni dan sastra. Tetapi jika aku mengambil jurusan seni dan sastra, maka tentu aku tidak bisa menggali ilmu di bidang fisika. Dan yang pasti jawaban terpentingnya adalah karena aku mencintai fisika, dan aku juga mencintai seni dan sastra. Bagaimana mungkin aku meninggalkan mereka? Sebab mereka telah menjadi darah daging dalam tubuh ini. Kemana pun aku pergi, fisika , seni dan sastra akan selalu mengikuti. Haduh jadi curcol gini ya -_- Hahhahaa, okee skip aja yang bagian ini :D

Big thanks untuk mama yang senantiasa support apapun aktivitasku, untuk keluarga yang selalu ada. Untuk sahabat, teman dan rekan-rekan yang senantiasa mendukung. Terimakasih juga untuk kontingen Riau yang menjadi daftar baru keluargaku, karena kalian memberikan suasana kekeluargaan yang hangat selama di sana, terkhusus untuk Balai Bahasa Provinsi Riau. Dan tentunya terimakasih untuk  seluruh peserta Pekan Bahasa Regional Sumatera 2014, kalian luar biasa! Sampai jumpa di Pekan Bahasa Se-Sumatera 2015 di Medan J

The most thanks is for my beloved khalik, Allah Swt. Tiada henti rasa syukur ini mengucap nama-Mu ya rabb. Lagi-lagi Allah Swt memberikanku kesempatan untuk merasakan keindahan bumi-Nya di tanah yang lain. Maka , sekali lagi fabiayyialaairabbikumatukazzibaan… :’) Maka, nikmat tuhan-Mu mana lagikah yang Engkau dustakan? Untuk ke sekian kalinya, tak terhitung nikmat yang Allah Swt berikan :’)

Semoga diri ini senantiasa bersyukur dan senantiasa diberi Allah kesempatan untuk melihat belahan tanah lainnya di bumi-Nya untuk melihat betapa besar ciptaan Allah Swt dan betapa besar kuasa-Nya..

Ready to go to Kepulauan Riau ^.^

Ini pas lagi lomba pidato :)

Ekspresif banget yak -.- Hahaha

Liat tuh view depan hotelnya menyejukkan mata ;')

Bersama Duta Bahasa Riau 2014 

Lagi dinner nih ceritanya bareng peserta Pekan Bahasa Se-Sumatera 2014

Ini dia teman yang dulu ketemunya di Lombok pas FLS2N 2012, eh ketemu lagi di sini :')

Ini dia kontingen Riau ^.^

Hotel Sahid Bintan

Nih sama debater dari Aceh ;)

Trikora Beach (again)

Lama sudah rasanya tidak melihat pemandangan seperti ini :')

Nih sama Annisa dari SMA N Plus, peserta Cerdas Cermat dari Riau

Alam ciptaan Allah Swt itu sungguh indah ;')

Bidadari keluar dari Laut -_- Hhahha

Subhanallah pemandangannya ;")

Trikora Beach lagi :)

Trikora Beach ini memang indah ;")

Pose narsisnya bareng orang Balai Bahasa Provinsi Riau :D

Malam penutupan diminta untuk Baca Puisi. Perjalanan Kubur-Sutardji Calzoum Bachri

Kontingen Riau di malam penutupan ^.^

Seperti biasanya, photo-photonya gak cukup di sini semua. Hahhaa, but it is enough ya. I love take picture because it can record all of our moment that we can repeat again :) 
Salam jiwa muda sastra!


Regards,


Tengku Novenia Yahya




           






4 komentar:

  1. haha kamu itu udah lebih dari sekedar proses nov :D

    BalasHapus
  2. assalamu alaikum, kak..boleh minta tolong nggak ??? minta tolong dibikinin orasi ilmiah tentang peran fisikawan dalam menghadapi mea 2016...please yah kak...kalu bisa secepatnya

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar..