Selasa, 24 Juni 2014

Wajah Pendidikan? Buram!

            Berbicara mengenai pendidikan, maka tentu akan berbicara mengenai kehidupan. Bagaimana tidak, dari kecil hingga akhir hayat nanti kita akan terus menempuh jalan yang diberi nama “pendidikan”. Baik formal atau pun non formal tetap saja ia bernama “pendidikan”.
Ya, pendidikan memang tak asing lagi di telinga. Bahkan sangat tak asing bagi kita yang notabenenya adalah mahasiswa/i yang selalu disebutsebut sebagai agent of change. Walau demikian, namun tak banyak dari kita yang paham makna dari pendidikan itu sendiri. Baik, mari saya jelaskan apa itu sebenarnya pendidikan.
       Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
            Jika kita mengacu pada pengertian di atas, maka jelaslah bahwa tujuan dari pendidikan tak lain tak bukan adalah untuk memanusiakan manusia dengan cara mengembangkan potensi dirinya. Artinya, pendidikan merupakan sarana yang dipergunakan untuk menjadikan manusia sebagai seseorang yang berkarakter dan berakhlak mulia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh sangat mulia tujuanmu, pendidikan !

Lantas, yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah bagaimana wajah pendidikan Indonesia saat ini ? Sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi pasukan yang siap membawa perubahan padakehidupan bangsa, sudah seharusnya kita  peduli terhadap wajah pendidikan negeri.
“Buram”. Mungkin satu kata ini mampu untuk menggambarkan sosok pendidikan Indonesia di era globalisasi yang katanya zaman serba modern ini. Mengapa saya katakan demikian ? Fakta yang tidak dapat kita pungkiri bahwa pendidikan Indonesia masih sangat jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan salah satu situs web yang saya baca beberapa waktu lalu menyatakan survey yang dilakukan oleh Programme for International Study Assessment (PISA) 2012 menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan.
Pernyataan oleh PISA ini mungkin juga didukung oleh data Kemendikbud 2010 yang menyatakan di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap tahun tidak melanjutkan pendidikan. Angka yang tidak kecil ini jelas menunjukkan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia masih sangat kecil sehingga menyebabkan rendahnya mutu pendidikan negeri.
Fakta lain di lapangan yang juga tidak dapat kita tolak adalah polemik pendidikan bumi pertiwi kian merajalela. Rantai kasus yang  menyeret nama pendidikan seakan-akan tidak ada putusnya. Belum selesai pro kontra kurikulum 2013, Ujian Nasional (UN) pun sempat menuai pro kontra sebelum pelaksanaanya pada April lalu. Bahkan pro kontra tentang UN ini tidak pernah absen setiap tahunnya.
Tidak hanya sampai di situ saja, baru-baru ini dunia pendidikan juga dihebohkan dengan kasus paedofilia yang marak terjadi di JIS (Jakarta International School). JIS yang merupakan salah satu sekolah bertaraf international ternyata lalai mengawasi petugas kebersihan sekolah yang akhirnya menyebabkan terjadinya penyimpangan seksual terhadap anak usia dini. Baru-baru ini juga dikabarkan bahwa para paedofil di JIS tersebut bukan hanya petugas kebersihan sekolah saja, namun beberapa tenaga pengajar di JIS juga dicurigai sebagai pelaku.
            Sungguh sangat disayangkan ketika anak-anak di masa keemasan otaknya yang masih sangat haus akan ilmu pengetahuan justru dijadikan korban penyimpangan seksual hanya untuk memuaskan nafsu liar semata oleh oknum tak berperi kemanusiaan di sekolah yang seharusnya tempat untuk menimba ilmu. Entah apa yang dipikirkan oleh oknum-oknum yang melakukan penyimpangan tersebut hingga rela merenggut masa keemasan anak di usianya yang masih seumur jagung. Hal ini jelas mencoreng wajah pendidikan bumi pertiwi.
Beberapa fakta yang saya paparkan tadi hanya sekian dari banyaknya kasus yang merusak pendidikan di Indonesia. Esok entah kasus apalagi yang marak tersiar di media masa yang akan mencoreng wajah pendidikan negeri ini.
Berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa masih lemahnya sistem pendidikan dan mental pendidikan di negeri tercinta sehingga tidak mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan yang seharusnya mampu mengharumkan nama bangsa dan membuat bangsa cemerlang justru saat ini menjadi aib bagi negeri sendiri dengan berbagai kasusnya yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab.
Mungkin pemerintah perlu merenung sejenak apa sebenarnya yang terjadi pada pendidikan di negeri ini ? Pemerintah harus menyadari bahwa sistem kita harus segera dibenahi agar berbagai polemik pendidikan dapat diatasi. Sudah seharusnya pemerintah menoleh kepada wajah pendidikan bumi pertiwi. Sudah sepantasnya para menteri turun dari singgasananya untuk menyentuh anak bangsa secara langsung di lapangan dan lebih peduli terhadap pendidikan mereka.
Bukan hanya itu saja, kita semua mahasiswa/i yang merupakan bagian dari lapisan masyarakat Indonesia juga sudah seharusnya peduli terhadap wajah pendidikan. Jangan biarkan wajah pendidikan semakin buram. Pendidikan butuh sentuhan tangan kita semua untuk mengembalikan wajah cerianya menatap masa depan cemerlang.




1 komentar:

Silahkan tinggalkan komentar..