Kurang
lebih seminggu yang lalu aku diberi hadiah oleh Allah SWT untuk dapat
menginjakkan kaki di tanah Dayak. Ya, tepatnya di Palangka Raya, Kalimantan
Tengah. Melalui seni baca puisi Allah mengantarkanku ke ajang nasional yang
diberi nama PEKSIMINAS (Pekan Seni mahasiswa Nasional) ke-XII.
Ajang ini sebenarnya udah aku
targetkan sejak dua tahun yang lalu. Aku mengenal PEKSIMINAS ketika mengikuti
FLS2N (Festival Lomba Seni Mahasiswa Nasional) 2012 di Mataram, Lombok, Nusa
Tenggara Barat. Waktu itu aku masih kelas 2 SMA. Dalam konteks lomba yang sama
ketika mengikuti FLS2N (red : cabang baca puisi), aku udah targetkan harus
tetap ikut lomba yang sejenis ketika nanti duduk di bangku kuliah.
Alhamdulillah, Allah menjabah do’aku di tahun 2014 melalui PEKSIMINAS ini :’)
Aku mengikuti PEKSIMINAS di Borneo
Island ini bersama 33 kontingen Riau (termasuk official) yang sebenarnya
mahasiswa/i nya terdiri dari dua universitas, yaitu Universitas Riau dan UIN
Suska Riau . Kebetulan yang lolos PEKSIMIDA (Pekan Seni Mahasiwa Daerah) untuk
maju ke nasional adalah dua universitas ini.
Dikarenakan keterbatasan maskapai
pesawat yang terbang ke Palangka Raya dan keterbatasan tiket, maka keberangkatan
kontingen Riau dibagi jadi dua bagian. Tanggal 12 September 2014 tim dari UIN
Suska telah berangkat duluan. Selanjutnya tanggal 13 September 2014 kami
berangkat dari Universitas Riau menyusul berangkat.
Baiklah, sebenarnya tulisan ini aku
buat bertujuan untuk sedikit bercerita mengenai pengalaman di tanah Dayak. Tapi
bingung juga mau mulai cerita dari mana -_- Mulai dari pembukaan PEKSIMINAS aja
kali ya? Kalau mengingat acara pembukaan PEKSIMINAS aku Cuma bisa bilang satu
kalimat, “ Subhanallah, luar biasa. Allahuakbar!”. Why? Di sini mata ini memang
benar-benar dimanjakan dengan suguhan yang luar biasa, yakni tarian nusantara. Selain
itu juga pakaian adat 34 provinsi ditampilkan. Di sini aku baru sadar kalau Indonesia
Tanah Air tercinta ini memang kaya akan budaya. Hanya saja terkadang kita lupa
akan hakikat ini :”)
Kekayaan Indonesia ternyata bukan
hanya budaya saja. Sebab, Indonesia juga kaya akan kabut asap. Lho? Kok kabut
asap? Hahahaa iya. Jadi ceritanya gini, ketika sampai di Palangka Raya, di TV
lagi heboh pemberitaan bahwa di Riau kembali terjadi kabut asap. Salah seorang
seniorku bilang gini “ untung kita lagi di Palangka Raya ya, jadi bisa bebas
dari asap lah”. Yap, sebenarnya asap bukan masalah yang baru lagi di Riau. Tiap
tahun bumi lancing kuning ini pasti disinggahi asap. Tapi dalm cerita ini bukan
itu intinya. Intinya adalah keesokan harinya setelah pemberitaan asap di Riau, giliran
Palangka Raya yang dikabarkan dilanda asap akibat kebakaran hutan. Nah lho? Kayaknya
ini asap ngejar-ngejar kita sampai ke Palangka Raya ya -__- Lagi berjuang lomba
di tanah orang lain juga masih aja dapatnya asap. Kebayang kan sakitnya tuh
dimana? (*eh )
Oke next, lupain masalah kabut asap
yang suka ngikutin tadi. Walau pun Palangka Raya berasap, yang penting semangat
semua peserta PEKSIMINAS tetap berapi (ciyeeee) :D . Hari Senin dan Selasa
semua tangkai seni diperlombakan. Tepatnya ada 15 tangkai seni. What is that? They
are :
- Tari
- Monolog
- Baca
Puisi (pa/pi)
- Lagu
Pop (pa/pi)
- Lagu
Dangdut (pa/pi)
- Vokal
Group
- Keroncong
- Seriosa
- Penulisan
Puisi
- Penulisan
Cerpen
- Penulisan
Lakon
- Lukis
- Desaign
Poster
- Komik
Strip
- Fotografi
Next, Hari Rabu dan Kamis
giliarnnya acara bebas nih. Walau pun namanya acara bebas tapi kayaknya gak
bebas-bebas amat deh, soalnya dikarenakan keterbatasan transportasi dan hal-hal
lain ketika di sana, jadi objek wisata yang dikunjungi tidak seberapa.. T.T
Kita Cuma jalan-jalan ke Pasar Gede yang letaknya di Jalan Batam. Nah, di sini
kita berburu oleh-oleh.
Selanjutnya Hari Kamis
kita menyusuri Sungai Kahayan. Susur sungai? Mungkin hal yang terdengar biasa. Walau
pun Sungai Kahayan ini seperti Sungai Siak di Riau, tapi entah mengapa rasanya moment
susur sungai ini salah satu hal yang luar biasa. Mungkin karena ini the firs
time susur sungai yang besar kali ya :D Selain itu juga pemandangan yang
disuguhkan sepanjang menyusuri sungai juga cukup indah memanjakan mata. Melalui
moment ini juga aku bisa merasakan bahwa Indonesia kaya akan alamnya. Tak henti-henti
ucapan syukur selalu terucap pada Allah SWT. Maha besar kekuasaan Allah yang
menciptakan alam yang begitu indah.
Tepat
hari Kamis malam tibalah acara penutupan PEKSIMINAS. Nah, dari 15 tangkai seni
yang dilombakan, alhamdulillah kontingen Riau berhasil membawa 5 penghargaan. Berikut
penghargaan yang di raih :
-
Juara
1 Photografi Hitam Putih (Ahmad Affan Nuari : UIN Syarif Kasim)
-
Juara
3 Baca Puisi Putra (Hanif Muslim : UIN SyarifKasim)
-
Harapan
I Penulisan Lakon (M.Reza Akmal : UIN Sultan Syarif Kasim)
-
Harapan
I Seriosa Putra (Anggi Saputra Simorangkir : UNRI)
-
Harapan
II Dangdut Putra (Ibnu Zulqarnain : UIN Syarif
Kasim)
Walau
pun namaku belum tercantum dari ke-5 penghargaan itu, it’s okey no problem
(dalam hati nangis juga sih) :’) Tapi aku tetap bersyukur. Karena yang
terpenting dalam sebuah perlombaan bukanlah menang atau kalah. Sebab yang
terpenting adalah seberapa banyak pengalaman yang didapat untuk dijadikan
pembelajaran ke depannya.
Setidaknya,
dua kali mengikuti jenis lomba yang sama di tingkat nasional, aku sudah
mendapatkan beberapa pelajaran dan ilmu tentang bagaimana cara membaca puisi.
Dari ajang ini juga aku bisa melihat bagaimana para penyair nusantara
membawakan gaya baca puisinya masing-masing.
Satu
hal yang harus diingat, lomba baca puisi ini penilaiannya relatif, tergantung
bagaimana selera juri. Jadi, belum tentu selera juri di daerah kita sama dengan
selera juri di tingkat nasional. Kita juga tidak bisa menetukan penilaian mana
yang benar dan mana yang salah. Mengapa? Sebab tidak ada yang mutlak benar dan mutlak
salah dalam gaya membacakan puisi. Satu bagian terpenting dalam membaca puisi
adalah : “ membaca puisi itu kenikmatan bagi pembaca dan pendengar”. Maka,
ketika pendengar menikmati puisi yang kita bawakan, artinya puisi tersebut
telah sampai kepada pendengar.
Ah,
sudahlah… Kalau berbicara tentang baca puisi ini nanti tidak akan ada habisnya.
Masih banyak hal lain yang aku dapatkan tentang ilmu baca puisi itu selama
mengikuti proses kegiatan ini. Mulai dari latihan sebelum mengikuti PEKSIMINAS,
hingga kegiatan PEKSIMINAS itu berlangsung diri ini semakin tersadar bahwa
masih banyak ilmu yang harus dipelajari. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah
didapat nantinya mampu membawa perubahan yang baik untuk diriku sendiri.
Aamiin..
Dalam
kesempatan ini aku juga mau ngucapin makasih banyak untuk semua orang-orang
yang berperan secara langsung mau pun secara tak langsung hingga bisa
mengantarkanku sampai ke sini. Terimakasih tak terhingga untuk ibunda tercinta
yang selalu mendukung apapun kegiatan yang aku lakukan, yang selalu setia
memberi semangat untuk buah hati bungsunya ini. Engkau benar-benar malaikat tanpa
sayap yang Allah berikan untukku, ma :’)
Terima kasih juga teruntuk kakak-kakak dan abang-abang dari kontingen Riau yang udah seperti bagian dari keluarga sendiri selama di sana (soalnya dari kontingen Riau cuma aku sendiri yang masih semester 3, merasa adik yang paling kecil -,-).
Terimakasih
juga untuk Bang Pay, yang udah bagi-bagi ilmunya dan melatih persiapan
PEKSIMIDA dan PEKSIMINAS. Ucapan makasih satu lagi untuk pelatih sekaligus guru
SMA ku, Pak Asep yang udah bantu persiapan untuk PEKSIMIKA. Terimakasih juga
untuk seluruh keluarga, sahabat, teman-teman, keluarga PEFSI dan orang-orang
yang gak bisa aku tulis namanya satu persatu. Aku bisa berdiri hingga detik ini
karena aku memiliki orang-orang luar biasa di sekitarku.
Sekian
dulu cerita gadis melayu saat di tanah Dayak. Aku akan bertekad untuk tetap bisa ikut PEKSIMINAS XIII nanti yang insyaallah akan diadakan di Sulawesi Utara atau Bengkulu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi langkah ini. Aamiin…
Banyak sebenarnya yang ingin diceritakan namun tak tersampaikan lewat layar ini. Sebab tak cukup rasanya menceritakan seluruh nikmat yang Allah berikan melalui tulisan ini.
Banyak sebenarnya yang ingin diceritakan namun tak tersampaikan lewat layar ini. Sebab tak cukup rasanya menceritakan seluruh nikmat yang Allah berikan melalui tulisan ini.
Fabiayyialaairabbikumatukazzibaan..
: " Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagikah yang Engkau dustakan ? "
Tak kan pernah terhitung
nikmat yang telah Allah berikan untukku :')
Ini kita dari Universitas Riau
Pembukaan PEKSIMINAS XII
Tarian Rampai Nusantara
Still on opening ceremony ^.^
Ini penampilan tarian khas daerah Kalteng
Bersama beberapa penyair se-nusantara
Pose di depan aula Eka Tri Ngandeng
Just a pose :D
Udah hampir mirip arca kah? -_-
Bersama Bang Bone dan Kak Juju ^^
Ini di Universitas Palangka Raya ^.^
Bersama peserta lagu pop ^.^
Hip hip huraaaay ^.^
Masih bersama beberapa penyair nusantara :D
When I am reading a poetry ^.^
Siap-siap mau lihat lomba pop hiburan ^.^
Bersama bujang dar Dayak :D
Sehabis makan malam, pose dulu di tangga :D
Saat susur sungai ^.^
Togethernes on Kahayan River
Hello matahari! Salam dari Riau!
Makan malam at Pondok Ikan Cianjur
Salam peksiminas!!
Ceritanya bakalan sunset gitu deh :D
Still at Sungai Kahayan
Jembatannya mirip Jembatan Sungai Siak kan? :D
Sempat-sempatnya pose di depan BPS Kalteng >.<
Pembaca Puisi dari Riau (Bang Hanif-Bang Pay-Novi)
Ini bersama dara dan bujang Dayak :D
Wajah lapar baruy mendarat di Jakarta nungguin transit -.-
Ini pas lagi pameran karya lukis peserta PEKSIMINAS ^.^
Duo Novi :D Yang satu namanya Novy Isni, satu lagi Novenia :D
Original pic that I take on Kahayan River
Masih di Sungai Kahayan
Bersama pemenang seriosa putra dan baca puisi putra
Nah ini teman-teman pas FLS2N 2012 lalu, ketemu lagi di sini ^.^
Ini di depan Amaris Hotel, tempat kita dari UNRI nginap ^.^
Sebelum take ofF pose dulu :D
Hello sunset!
Sebenarnya photonya masih banyak, lebih dari 500 an -_- Tapi cukup segini aja dulu yang di posting :D
Salam seni! Salam Peksiminas dari Penyair Bumi Lancang Kuning !
Regards,
Tengku Novenia Yahya
Ayo Novi... Tahun depan kita ke Sulawesi.... :D
BalasHapus