Siapa
yang mengenal Negeri Gurindam? Atau mungkin pertanyaannya bisa diubah menjadi
siapa yang tidak mengenal Negeri Gurindam? Ya, lebih tepatnya Kepulauan Riau.
Tepat 20-24 Oktober 2014 yang lalu Allah Swt memberikanku kesempatan untuk
menginjakkan kaki di tanah serumpunnya Riau itu. Alhamdulillah aku dipercayai
mewakili Riau untuk mengikuti Lomba Pidato Remaja dalam Ajang Pekan Bahasa
Se-Sumatera 2014 yang diadakan di Kepulauan Riau setelah sebelumnya aku
berhasil meraih juara 1 dalam lomba pidato remaja se-Riau.
Sebenarnya
event ini juga sudah lama menjadi daftar targetku, lebih tepatnya target untuk
bisa menginjakkan kaki di Kepulauan Riau. Entah kenapa, sejak masih SMA aku
sangat ingin berkunjung ke Kepulauan Riau yang dijuluki sebagai “Negeri
Gurindam” tersebut. Setelah kemarin sempat mengusulkan acara Gebyar Fisika VIII
agar diadakan di Kepulauan Riau tidak dipenuhi oleh pihak kampus, akhirnya
tiket ke Kepulauan Riau aku dapatkan melalui Lomba Pidato Remaja ini. Sungguh,
cara Allah Swt untuk mengantarkan mimpi hamba-Nya menjadi nyata diwujudkan
dengan cara yang berbeda-beda.. :’)
Aku
bersama kontingen Riau berangkat dari Pekanbaru menuju Batam pada hari Senin,
20 Oktober 2014. Berjumlahkan 19 orang yang terdiri dari peserta dan official,
kami tiba di Bandara Hang Nadim siang hari. Selanjutnya, kami melanjutkan
perjalanan laut dengan naik Kapal Ferry di Pelabuhan Sri Bintan Pura. Dan
akhirnya, kami disambut baik di Hotel Aston Tanjung Pinang pada sore hari..
Nah,
dalam Pekan Bahasa Se-Sumatera 2014 ini ada beberapa cabang lomba, yaitu :
lomba cerdas cermat tingkat SMA, lomba pidato remaja, lomba mengajar untuk guru
SD, lomba debat mahasiswa dan lomba pewara. Selain itu juga ada pertemuan Duta
Bahasa se-sumatera dan pertemuan wartawan se-Sumatera. Alhamdulillah, di sini
ketemu teman-teman baru lagi dan inilah saatnya menggali ilmu dari teman-teman
berbagai daerah di Sumatera.
Hari
kedua, 21 Oktober 2014 kegiatan diawali dengan Seminar Nasional Kebahasaan yang
dihadiri oleh Ketua Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia,
Dekan Universitas Raja Ali Haji serta Dekan Universitas Yogyakarta. Dari
seminar ini aku banyak megetahui hal yang selama ini kurang dipahami tentang
bahasa Indonesia. Di sini juga aku baru benar-benar menyadari bahwa bahasa
Indonesia itu benar-benar berasal dari bahasa melayu. Maka, berbanggalah kita
menjadi orang Melayu :’)
Sorenya, kegiatan dialihkan ke Hotel
Sahid Bintan yang terletak di Kabupaten Bintan. Di sinilah kegiatan yang
sesungguhnya dilaksanakan. Seluruh cabang perlombaan yang berlangsung hingga
tanggal 24 Oktober berlangsung di aula Hotel Sahid Bintan. Hotel Sahid Bintan
ini letaknya di atas dataran tinggi yang berpuncak serta di depannya terdapat
pantai. Huaaaa ini dia yang sebenarnya aku nantikan. Maklum, di Riau gak ada
yang namanya pantai. Jadi emang agak alay gini kalau udah ketemu sama yang
namanya pantai -_-
Suasana di Hotel Sahid Bintan agak
mirip sama suasana puncak (cuacanya). Selain itu, yang ngisi hotel ini juga
rata-rata wisatawan luar negeri. Soalnya juga ketahuan dari ukuran sendok makan
di hotel yang ukurannya jumbo dan yang jelas emang gak sesuai sama ukuran
tanganku yang mungil ini. Hahahaa.. Tapi Alhamdulillah selama kegiatan
berlangsung urusan makanan perutku masih aman kok. Hihii..
Malam, tepat tanggal 21 Oktober 2014
cabang lomba yang pertama dilombakan adalah Lomba Pidato Remaja. Yah, it is me!
Dengan persiapan yang ada aku tampil sebagai peserta undian 4. Ini adalah lomba
pertamaku di tingkat regional untuk cabang pidato.
Sore hari sebelum acara penutupan,
tepat tanggal 23 Oktober 2014 aku dan kontingen Riau menyempatkan diri untuk
bermain di Pantai Trikora yang letaknya kira-kira sekitar 5 km dari hotel.
Walau pun Cuma menikmati pantai selama kurang lebih 1 jam, tapi Alhamdulillah
udah cukup kok buat refreshing otak yang selama ini sehari-harinya berkutat di
kampus. Wkwkwk..
Dan pada malam harinya, tibalah acara
yang dinanti-nantikan, pengumuman pemenang. Perasaan deg-degan pasti ada.
Terutama ketika pemenang lomba pidato akan diumumkan rasanya ini jantung udah
gak normal lagi. Akhirnya jantung ini lemas saat akhirnya tahu bahwa namaku
tidak tercantum dari nama pemenang yang dibacakan. Yaa, hal yang sama ketika
peksiminas terulang kembali :’) Dari kontingen Riau sendiri Cuma bisa berhasil
bawa 1 piala, yaitu juara 1 lomba mengajar guru SD. Sedangkan untuk cabang
lomba lainnya belum bisa diraih.
Kecewa dengan hasil ini? Pasti. Tapi
Alhamdulillah tetap bersyukur, karena yang terpenting dalam sebuah kompetisi
ini adalah ilmu yang didapatkan, bukan soal menang atau kalah. Ya, walau pun
dalam mengikuti sebuah perlombaan seseorang pasti menargetkan untuk menang.
Tapi tetap saja kita harus menyadari bahwa ada hal yang lebih penting dari
sebuah kemenangan, yaitu “ pengalaman dan ilmu ”. Walau pun belum bisa
mengharumkan nama Riau, tapi setidaknya di sini aku banyak mendapatkan
pelajaran dari teman-teman berbagai provinsi di Sumatera.
Allah Swt masih memerintahkanku untuk
terus berusaha dan menginstropeksi diri. Barangkali usahaku masih kurang.
Barangkali Allah Swt ingin melihat usahaku yang lebih besar lagi. Dan
barangkali ada pintu lain yang disediakan oleh Allah Swt yang lebih indah. Bahkan
mungkin juga Allah Swt mau bilang, “ Tahun depan kamu ikut lagi ya!’. Dan tentu
hati ini bertekad untuk menjawab “Iya”. Sebab, sebuah mutiara tidak akan
dihasilkan dengan proses yang mudah. Segala sesuatu butuh proses, dan ‘Proses’
itulah yang kini sedang aku jalani :’)
Mungkin banyak yang bilang kenapa
rata-rata semua perlombaan yang aku ikuti berbau seni dan sastra? Kenapa tidak
fisika? Jawabnya adalah karena seni dan sastra sedikit lebih mudah untuk
dipelajari secara otodidak. Bukan berarti aku tidak ingin mengkuti kompetisi
fisika. Tapi hal yang harus disadari adalah untuk benar-benar mencapai hasil
yang bagus dalam fisika, diperlukan tenaga ekstra untuk mengasah otak berkutat
pada fisika saja. Dulu pas SMA juga lumayan sering kok ikut olimpiade atau
lomba fisika. Tapi ya begitulah, hasilnya tidak terlalu membanggakan.
Lantas kenapa sekarang mengambil jurusan
pendidikan fisika? Apakah salah jurusan? Tentu saja tidak J Mengambil konsentrasi Pendidikan Fisika
adalah murni keinginanku sendiri sejak SMA. Ada target tertentu yang ingin aku
capai dari pilihanku ini. Ketika mengambil jurusan Pendidikan Fisika, aku masih
bisa belajar seni dan sastra. Tetapi jika aku mengambil jurusan seni dan sastra,
maka tentu aku tidak bisa menggali ilmu di bidang fisika. Dan yang pasti
jawaban terpentingnya adalah karena aku mencintai fisika, dan aku juga mencintai seni
dan sastra. Bagaimana mungkin aku meninggalkan mereka? Sebab mereka telah
menjadi darah daging dalam tubuh ini. Kemana pun aku pergi, fisika , seni dan
sastra akan selalu mengikuti. Haduh jadi curcol gini ya -_- Hahhahaa, okee skip
aja yang bagian ini :D
Big thanks untuk mama yang senantiasa
support apapun aktivitasku, untuk keluarga yang selalu ada. Untuk sahabat,
teman dan rekan-rekan yang senantiasa mendukung. Terimakasih juga untuk
kontingen Riau yang menjadi daftar baru keluargaku, karena kalian memberikan
suasana kekeluargaan yang hangat selama di sana, terkhusus untuk Balai Bahasa
Provinsi Riau. Dan tentunya terimakasih untuk
seluruh peserta Pekan Bahasa Regional Sumatera 2014, kalian luar biasa!
Sampai jumpa di Pekan Bahasa Se-Sumatera 2015 di Medan J
The most thanks is for my beloved
khalik, Allah Swt. Tiada henti rasa syukur ini mengucap nama-Mu ya rabb. Lagi-lagi
Allah Swt memberikanku kesempatan untuk merasakan keindahan bumi-Nya di tanah
yang lain. Maka , sekali lagi fabiayyialaairabbikumatukazzibaan… :’)
Maka, nikmat tuhan-Mu mana lagikah yang
Engkau dustakan? Untuk ke sekian kalinya, tak terhitung nikmat yang Allah
Swt berikan :’)
Semoga diri ini senantiasa bersyukur
dan senantiasa diberi Allah kesempatan untuk melihat belahan tanah lainnya di
bumi-Nya untuk melihat betapa besar ciptaan Allah Swt dan betapa besar
kuasa-Nya..
Ready to go to Kepulauan Riau ^.^
Ini pas lagi lomba pidato :)
Ekspresif banget yak -.- Hahaha
Liat tuh view depan hotelnya menyejukkan mata ;')
Bersama Duta Bahasa Riau 2014
Lagi dinner nih ceritanya bareng peserta Pekan Bahasa Se-Sumatera 2014
Ini dia teman yang dulu ketemunya di Lombok pas FLS2N 2012, eh ketemu lagi di sini :')
Ini dia kontingen Riau ^.^
Hotel Sahid Bintan
Nih sama debater dari Aceh ;)
Trikora Beach (again)
Lama sudah rasanya tidak melihat pemandangan seperti ini :')
Nih sama Annisa dari SMA N Plus, peserta Cerdas Cermat dari Riau
Alam ciptaan Allah Swt itu sungguh indah ;')
Bidadari keluar dari Laut -_- Hhahha
Subhanallah pemandangannya ;")
Trikora Beach lagi :)
Trikora Beach ini memang indah ;")
Pose narsisnya bareng orang Balai Bahasa Provinsi Riau :D
Malam penutupan diminta untuk Baca Puisi. Perjalanan Kubur-Sutardji Calzoum Bachri
Kontingen Riau di malam penutupan ^.^
Seperti biasanya, photo-photonya gak cukup di sini semua. Hahhaa, but it is enough ya. I love take picture because it can record all of our moment that we can repeat again :)
Salam jiwa muda sastra!
Regards,
Tengku Novenia Yahya
Hebat kakak itu...
BalasHapusbelum rip, masih menuju proses :'D
BalasHapushaha kamu itu udah lebih dari sekedar proses nov :D
BalasHapusassalamu alaikum, kak..boleh minta tolong nggak ??? minta tolong dibikinin orasi ilmiah tentang peran fisikawan dalam menghadapi mea 2016...please yah kak...kalu bisa secepatnya
BalasHapus