Hallo, reader! Long time no see here, ya :D
Maafkan
atas ke-sok-sibukanku sehingga blog ini hampir usang gak pernah diupdate lagi L
Well, akhir-akhir ini banyak yang
nge-DM via instagram atau pun chat via line atau WA yang nanyain seputar
informasi KKN (Kuliah Kerja Nyata) Kebangsaan. Yap, tentunya bagi kamu
mahasiswa/i yang akan melakukan KKN di semester depan, sekarang ini pasti kamu sudah
merencanakan target lokasi mana yang akan menjadi tempat pengabdianmu kelak.
Nah, biasanya KKN-K (Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan) adalah salah satu targetan
ribuan mahasiswa. Kenapa? Karena menjadi bagian dari peserta KKN-K memberikan
banyak kenikmatan, eh manfaat maksudnya hehee. Apa aja manfaatnya? Hmmm,
banyak. Tapi kayaknya bakal aku ulas lebih lanjut di tulisan lain. Gak cukup
kalau diceritain sekarang, alias gak sempat ngetik panjang-panjang hehee :D
Bersabar menunggu di postingan yang lain, ya! ^_^
Jadi, bagi para KKN-K hunter
(cieeee) pasti udah tau atau minimal udah pernah dengar kalau salah satu syarat
untuk bisa menjadi peserta KKN-K adalah dengan membuat essay. Nah, pertanyaan
yang selalu aku terima adalah : Kak, gimana cara buat essay? | Kak, ajarin dong
cara buat essay. | Kakak, mau dong liat essay kakak.
Maka, atas dasar beberapa pertanyaan
itulah kali ini aku mau ngeposting essay yang pernah kukirimkan untuk mengikuti
seleksi KKN-K di kampusku. I think my essay is not the best. Bukan berarti
essay ini adalah yang paling bagus. Ini hanya sebagai referensi bagi kamu yang
mau belajar nulis essay terutama referensi bagi calon peserta KKN-K jikalau
nanti di kampusnya juga disuruh membuat essay. Biasanya essay memang merupakan
syarat wajib bagi peserta seleksi KKN-K. Terkait tema essay, ini tergantung
dengan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh panitia. Tema essay biasanya
mengikuti tema KKN-K yang mencirikan geografis atau keadaan lokasi KKN-K alias
tuan rumah KKN-K di tahun tersebut.
Karena
aku merupakan peserta KKN-K 2016 yang bertempat di Provinsi Kepulauan Riau,
maka tema essaynya adalah seputar ekowisata bahari di daerah 3T. Silahkan
disimak contoh berikut. Ingat ya, ini bukan berarti yang paling bagus! Karena
syarat menjadi peserta KKN-K bukan hanya essay saja. Lho jadi syarat lainnya
apa, Kak? Ntar deh kapan-kapan aku share lagi hehee :D
Happy
reading everyone!
***
Ekowisata Bahari
Berbasis Masyarakat di Kepulauan Riau ; Solusi Kuatkan NKRI Berdaulat
Oleh : Tengku Novenia Yahya
(Salah satu view pantai belakang posko KKN-K, Desa Malang Rapat-Bintan)
Berbicara tentang
Indonesia, maka tidak akan lepas dari pembicaraan tentang pesona alamnya.
Pesona alam Indonesia nan indah membuat Indonesia dikenal sebagai zamrud
khatulistiwa. Setiap warga negara Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di
negeri ini pasti pernah mendengar dan tau apa maksud dari paduan kata tersebut.
Ya, zamrud khatulistiwa memiliki makna alam indah bak zamrud (berlian) yang ada
di garis khatulistiwa. Maksudnya adalah daerah yang dilalui garis khatulistiwa
cenderung beriklim bagus sehingga kehidupan flora dan faunanya sangat baik
pula.
Data yang
didapatkan dari www.bakorsutanal.go.id menyatakan bahwa Indonesia memiliki 13.466
pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ini membuat Indonesia menjadi
negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terletak di antara Samudera
Pasifik dan Indo-Australia serta berada di antara benua Asia dan Australia. Posisi
ini membuat Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis di dunia. Wilayah
negara Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil dengan luas lautan 3.257.483
km² dan luas daratan 1.922.570 km² yang berbatasan dengan beberapa negara
tetangga. Jika dilihat dari jumlah luas daratan dan lautan, dapat dilihat bahwa
dominan daerah Indonesia ialah lautan. Maka tidak heran jika dikatakan bahwa
Indonesia ialah negeri bahari dan negeri maritim.
Kini, penggambaran
heroik tentang unik dan luasnya bentang Indonesia sebagai negeri bahari seakan tetap melekat di benak nyaris
setiap warga nusantara. Namun, 70 tahun usia kemerdekaan Indonesia, hanya
kisah-kisah ironi yang tercipta dari bentang bahari ini. Kesadaran sebagai
negeri kepulauan yang kaya dengan lautan, baru sekadar menyulam jargon
heroisme, bukan jatidiri untuk membangun negeri yang sejahtera, makmur, dan
berdaulat. Hal ini dikarenakan meskipun Indonesia menguasai 2,8 juta potensi
wisata bahari, namun kebanyakan wisata tersebut dikelola oleh pihak asing
(Burhan, 2013).
Berdasarkan data
dari www.villagerspost.com menyatakan bahwa 16 pulau Indonesia yang berpotensi
wisata tinggi dikuasai oleh pihak asing. Dari 16 pulau tersebut, Kepulauan Riau
termasuk salah satunya. Kepulauan Riau terdiri dari pulau-pulau yang termasuk
dalam kawasan 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terisolir). Berbatasan langsung
dengan Vietnam dan Kamboja di bagian utara; Malaysia, Singapura dan Provinsi
Riau di sebelah barat; Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di bagian
selatan; serta Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat di sebelah
timur, Kepulauan Riau memiliki letak yang strategis dan kekayaan alam yang
begitu melimpah ruah. Pesona alam nan menawan yang ditawarkan oleh Kepulauan
Riau tidak heran membuat negeri gurindam ini banyak diincar oleh investor asing
untuk meraup keuntungan dari potensi bahari yang ditawarkan.
Data yang didapat
dari www.travelesia.co.id menyatakan bahwa
salah satu wisata bahari Kepulauan Riau yang dikuasai asing ialah Kepulauan Anambas.
Keindahan pulau yang ada di wilayah Anambas tidak dipungkiri lagi.
Keanekaragaman biota laut dan pulau-pulau disana selalu menimbulkan decak
kagum. Namun, sayangnya wisata bahari Anambas dikelola oleh investor asal
Australia, Prancis dan Amerika Serikat. Tidak hanya dikuasai oleh pihak asing,
bahkan beberapa pulau di Kepulauan Riau diduga kecolongan telah dikomersilkan
dengan pihak asing. Contohnya ialah Pulau Nipah yang berbatasan langsung dengan
Singapura dan Pulau Sekatung bagian dari Natuna yang berhadapan langsung dengan
Laut Cina Selatan dan menjadi titik dasar dalam pengukuran dan penetapan batas
RI dengan Vietnam kini statusnya tidak jelas karena diduga kepemilikannya telah
diambil oleh pihak asing (Pindi, 2015).
Fakta-fakta ini
jelas menunjukkan bahwa masih lemahnya pertahanan daerah-daerah perbatasan
Indonesia, terutama di Kepulauan Riau. Jika hal ini terus dibiarkan, maka tidak
menutup kemungkinan suatu hari nanti Kepulauan Riau hanya tinggal nama saja dan
menjadi milik nergara lain. Kondisi ini jelas mengancam kedaulatan NKRI. Lantas,
apa solusi dari permasalahan ini? Ekowisata bahari berbasis masyarakat adalah
jawabannya.
Ekowisata bahari
berbasis masyarakat dapat didefenisikan sebagai pola pengembangan ekowisata
laut yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat
setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan
segala keuntungan yang diperoleh (Agus, 2013). Ekowisata berbasis masyarakat
memprioritaskan msayarakat selaku pengelola utama dari suatu objek wisata.
Kenapa harus berbasis masyarakat? Sebab masyarakat setempatlah yang memiliki
pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual
sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak.
Konsep ekowisata
bahari berbasis masyarakat dapat diterapkan di Kepulauan Riau. Sebab
berdasarkan data yang didapat dari Wikipedia, jumlah tempat wisata bahari yang
ada di Kepulauan Riau lebih dari 100. Namun, sayangya karena tidak adanya
pengelolaan yang bagus dari masyarakat setempat dan pemerintah, membuat akses
jalan untuk mencapai tempat wisata sulit dijangkau dan hanya beberapa tempat
wisata saja yang popular untuk dikunjungi wisatawan. Jika masyarakat setempat didayakan dalam
pengelolaan ekowisata laut, maka objek-objek wisata yang ada di Kepulauan Riau
akan lebih terjaga.
Pengelolaan ekowisata
yang melibatkan masyarakat Kepulauan Riau juga akan menciptakan kesempatan kerja
bagi masyarakat setempat sehingga mengurangi kemiskinan. Dalam hal ini penghasilan
ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk pengunjung seperti ongkos
transportasi, penginapan, menjual souvenir, serta biaya buat pemandu wisata.
Adanya pola
ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akan menjalankan
usaha ekowisata sendiri, tetapi secara simultan dan terintegrasi menjalankannya
bersama segenap penggiat wisata di tempat itu. Mulai dari level komunitas,
masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan organisasi non pemerintah. Beberapa
langkah yang dapat diterapkan oleh masyarakat Kepulauan Riau untuk menjalankan
ekowisata berbasis masyarakat adalah:
1.
Perencanaan dan pembentukan kelompok. Formulasi
penentuan ekowisata berbasis masyarakat dan pembentukan kelompok dirumuskan
pada tahap ini melalui lokakarya dan diskusi yang bisa difasilitasi oleh
pemerintah.
2.
Pengembangan ekowisata berbasis
masyarakat. Pada tahap ini ekowisata diperkenalkan kepada pelaku-pelaku usaha
terkait wisata, yaitu pemilik penginapan, penyedia jasa catering, penyedia
kapal dan para pemandu lainnya melalui sosialisasi dan pelatihan. Selain itu
pada tahap ini juga diupayakan adaya dukungan pemerintah untuk keberlanjutan
pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di objek wisata dimaksud.
3.
Penguatan kapasitas anggota kelompok. Berbagai
pelatihan untuk meningkatkan kapasitas terkait kegiatan ekowisata untuk anggota
kelompok diberikan.
4.
Pengembangan kemandirian organisasi. Pada
tahap ini kemandirian organisasi dikembangkan dan diperkuat melalui serangkaian
pelatihan organisasi, sosialisasi kelompok kepada pemerintah dan kelompok
masyarakat lainnya, mempromosikan kelompok kepada pasar, serta meningkatkan
peran organisasi dalam pengelolaan objek wisata.
Jika
langkah-langkah di atas telah diterapkan oleh masyarakat Kepulauan Riau, maka
kawasan 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terisolir) yang menyimpan potensi wisata
bahari akan berkembang pesat dengan mengedepankan kearifan lokal. Hal ini juga
akan memperkuat pertahanan negara di daerah perbasatan untuk menjaga keutuhan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tengku Novenia Yahya
(Peserta KKN Kebangsaan 2016 – Kepulauan Riau)
Assalamualaikum, kak..
BalasHapusMau bertanya : yang tema KKN kebangsaan itu sudah sekaligus judul atau buat judul lagi berdasarkan tema yang ada ?
Terima kasih..
Mantap kak
BalasHapusudah 2018 nulis lagi dong mbaknyaaah hehehe
BalasHapusWahhh... tulisannya bagus banget kak, udah biasa nulis di Blogger kayaknya ya :)...
BalasHapusSalam kenal kak, saya bloger pemula di www.101artikel.xyz