Berbicara
mengenai pendidikan, maka tentu akan berbicara mengenai kehidupan. Bagaimana
tidak, dari kecil hingga akhir hayat nanti kita akan terus menempuh jalan yang
diberi nama “pendidikan”. Baik formal atau pun non formal tetap saja ia bernama
“pendidikan”.
Ya, pendidikan memang tak asing lagi di
telinga. Bahkan sangat tak asing bagi kita yang notabenenya adalah mahasiswa/i yang selalu disebutsebut sebagai agent of change. Walau demikian, namun tak banyak dari
kita yang paham makna dari pendidikan itu sendiri. Baik, mari saya jelaskan apa
itu sebenarnya pendidikan.
Menurut
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jika
kita mengacu pada pengertian di atas, maka jelaslah bahwa tujuan dari
pendidikan tak lain tak bukan adalah untuk memanusiakan manusia dengan cara
mengembangkan potensi dirinya. Artinya, pendidikan merupakan sarana yang
dipergunakan untuk menjadikan manusia sebagai seseorang yang berkarakter dan
berakhlak mulia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh
sangat mulia tujuanmu, pendidikan !
Lantas, yang menjadi pertanyaannya sekarang
adalah bagaimana wajah pendidikan Indonesia saat ini ? Sebagai mahasiswa yang
nantinya akan menjadi pasukan yang siap membawa perubahan padakehidupan bangsa, sudah
seharusnya kita peduli terhadap wajah
pendidikan negeri.
“Buram”. Mungkin satu kata ini mampu untuk
menggambarkan sosok pendidikan Indonesia di era globalisasi yang katanya zaman
serba modern ini. Mengapa saya katakan demikian ? Fakta yang tidak dapat kita
pungkiri bahwa pendidikan Indonesia masih sangat jauh tertinggal bila
dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan salah satu situs web yang saya
baca beberapa waktu lalu menyatakan survey yang dilakukan oleh Programme for
International Study Assessment (PISA) 2012 menyatakan bahwa Indonesia merupakan
salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan.
Pernyataan oleh PISA ini mungkin juga didukung
oleh data Kemendikbud 2010 yang menyatakan di Indonesia terdapat lebih dari 1,8
juta anak tiap tahun tidak melanjutkan pendidikan. Angka yang tidak kecil ini
jelas menunjukkan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia masih sangat kecil
sehingga menyebabkan rendahnya mutu pendidikan negeri.
Fakta lain di lapangan yang juga tidak dapat
kita tolak adalah polemik pendidikan bumi pertiwi kian merajalela. Rantai kasus
yang menyeret nama pendidikan seakan-akan
tidak ada putusnya. Belum selesai pro kontra kurikulum 2013, Ujian Nasional
(UN) pun sempat menuai pro kontra sebelum pelaksanaanya pada April lalu. Bahkan
pro kontra tentang UN ini tidak pernah absen setiap tahunnya.
Tidak hanya sampai di situ saja, baru-baru ini
dunia pendidikan juga dihebohkan dengan kasus paedofilia yang marak terjadi di JIS
(Jakarta International School). JIS yang merupakan salah satu sekolah bertaraf
international ternyata lalai mengawasi petugas kebersihan sekolah yang akhirnya
menyebabkan terjadinya penyimpangan seksual terhadap anak usia dini. Baru-baru
ini juga dikabarkan bahwa para paedofil di JIS tersebut bukan hanya petugas
kebersihan sekolah saja, namun beberapa tenaga pengajar di JIS juga dicurigai
sebagai pelaku.
Sungguh
sangat disayangkan ketika anak-anak di masa keemasan otaknya yang masih sangat
haus akan ilmu pengetahuan justru dijadikan korban penyimpangan seksual hanya
untuk memuaskan nafsu liar semata oleh oknum tak berperi kemanusiaan di sekolah
yang seharusnya tempat untuk menimba ilmu. Entah apa yang dipikirkan oleh
oknum-oknum yang melakukan penyimpangan tersebut hingga rela merenggut masa
keemasan anak di usianya yang masih seumur jagung. Hal ini jelas mencoreng
wajah pendidikan bumi pertiwi.
Beberapa fakta yang saya paparkan tadi hanya
sekian dari banyaknya kasus yang merusak pendidikan di Indonesia. Esok entah kasus
apalagi yang marak tersiar di media masa yang akan mencoreng wajah pendidikan
negeri ini.
Berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia
menunjukkan bahwa masih lemahnya sistem pendidikan dan mental pendidikan di
negeri tercinta sehingga tidak mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang
sebenarnya. Pendidikan yang seharusnya mampu mengharumkan nama bangsa dan
membuat bangsa cemerlang justru saat ini menjadi aib bagi negeri sendiri dengan
berbagai kasusnya yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab.
Mungkin pemerintah perlu merenung sejenak apa
sebenarnya yang terjadi pada pendidikan di negeri ini ? Pemerintah harus
menyadari bahwa sistem kita harus segera dibenahi agar berbagai polemik
pendidikan dapat diatasi. Sudah seharusnya pemerintah menoleh kepada wajah
pendidikan bumi pertiwi. Sudah sepantasnya para menteri turun dari
singgasananya untuk menyentuh anak bangsa secara langsung di lapangan dan lebih
peduli terhadap pendidikan mereka.
Bukan hanya itu saja, kita semua mahasiswa/i
yang merupakan bagian dari lapisan masyarakat Indonesia juga sudah seharusnya
peduli terhadap wajah pendidikan. Jangan biarkan wajah pendidikan semakin buram.
Pendidikan butuh sentuhan tangan kita semua untuk mengembalikan wajah cerianya
menatap masa depan cemerlang.
nice info gan, bagus artikelnya. keren
BalasHapuspusat grosir souvenir kediri