Seperti
biasanya, sebelum mulai mengerjakan tugas-tugas kuliah atau mengulang materi
pembelajaran di kampus, aku menyempatkan diri untuk membuka halaman facebook.
Kali ini bukan iseng baca timeline orang-orang di facebook. Tapi targetannya
adalah “cari event tingkat nasional”! Ya, ini sudah Bulan April mendekati Mei.
Seleksi awal tingkat nasional Pilmapres (Pemilihan Mahasiswa Berprestasi) 2016
akan mulai dilaksanakan. Aku masih punya waktu untuk mencari sertifikat
nasional dari kegiatan nasional agar menjadi tambahan nilai ketika seleksi
administrasi Pilmapres nasional nanti.
Selang beberapa
menit melihat-lihat halaman facebook, aha! Akhirnya aku menemukan sebuah
pamflet berisi informasi pelatihan pemuda nasional. School for Nation Leaders.
Begitu nama kegiatannya. Penyelenggaranya adalah Forum Negarawan Muda. Hmmm
organisasinya bukan organisasi yang kukenal. Tapi, sepertinya ini kegiatan
bagus. Ditambah lagi ada beberapa pilihan kota jika ingin mendaftar event ini.
Kabar baiknya, salah satu kota di Pulau Sumatera masuk dalam daftar
penyelenggara. Kota Padang! Wow, ini kesempatan bagus. Karena kalau misalnya
aku lolos seleksi, maka kemungkinan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar
seperti saat kegiatan di Pulau Jawa. Insyaallah pihak kampus akan lebih
berkenan untuk membantu.
Setelah membaca seluruh peraturan di
pedoman websitenya, aku tekadkan untuk segera mendaftar dan melengkapi seluruh
isian form pendaftaran. Secara umum, isian data yang diminta adalah data diri,
prestasi dan pengalaman organisasi serta beberapa pertanyaan yang meminta
jawaban berupa essay singkat. Kurang lebih 2 hari waktu yang kuhabiskan untuk
fokus melakukan pendaftaran. Bismillahirrahmanirrahiim…
***
Beberapa
minggu berlalu pasca melakukan pendaftaran, akhirnya pengumuman pun tiba. Yeay!
Namaku masuk dalam salah satu list peserta yang dinyatakan lolos dan berhak
untuk mengikuti School for Nation Leaders pada tanggal 30 Mei-02 Juni 2016.
Tidak hanya namaku, ada beberapa nama yang juga kukenal dinyatakan lolos
sebagai peserta. Ada Bang Teguh Pambudi, Kak Nurjamaliah, Bang Harry Novar.
Sederet nama yang kukenal itu memang termasuk event hunters. Good, ada teman!
Next, aku segera mengurusi proposal permohonan bantuan dana ke Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan Universitas Riau. Berbekal proposal yang sudah disediakan
panitia, kuedit sedikit lalu aku coba usulkan proposal tersebut ke rektorat.
Awalnya
sempat was-was kalau gak bakal dapat bantuan dana partisipasi dari
Kemahasiswaan Rektorat. Karena setauku sudah banyak mahasiswa FKIP yang
menggunakan anggaran dana tersebut untuk mengikuti kegiatan/perlombaan ke luar.
Tapi betapa beruntungnya aku saat itu. Benar saja, kalau sudah rezekinya
insyaallah gak akan kemana. Sisa anggaran partisipasi mahasiswa saat itu kurang
lebih Rp750.000. Saat kuminta Kak Dian (staff Kemahasiswaan) mengecek berapa
anggaran untuk mahasiswa jika ingin ikut kegiatan di Pulau Sumatera, jawabannya
adalah Rp750.000. Aha! Masya Allah.. Alhamdulillah, ini rezekiku. Tanpa proses
terlalu panjang proposalku masuk ke meja Kabag Sarana dan Prasarana untuk
diproses. Berselang seminggu, proposalku di ACC oleh Pak Syafrial, Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan. Ini artinya aku mendapatkan bantuan untuk kegiatan ini.
Alhamdulillah ala kulli hal …
***
Sejak
dinyatakan lolos sebagai peserta, aku mulai menghubungi beberapa teman asal
Riau yang kukenal yang juga lolos dalam kegiatan ini. Akhirnya, kami membuat
grup Whatsapp. Ada 8 orang delegasi Riau saat itu. Ada aku, Kak Nurjamaliah,
Bang Teguh Pambudi, Cica, Kak Ai, Bangun Suryadi. Kami berenam dari Universitas
Riau. Ditambah satu orang dari UIN Susqa Riau, Bang Riki Rahman. Setelah
diskusi panjang di grup WA, akhirnya diputuskan bahwa kami akan berangkat pada
sore tanggal 30 Mei dengan menyewa sebuah travel. Sedangkan satu delegasi lagi
dari Universitas Muhammadiyah Riau, Bang Harry Novar, katanya menyusul. Jadilah
perjalanan kali itu kami tempuh selama kurang lebih 10-11 jam untuk sampai ke
alamat yang ditunjuk panitia, sebuah balai pelatihan yang berlokasi tidak
terlalu jauh dari Universitas Negeri Padang. Berangkat dari Pekanbaru sekitar
pukul 18.30 WIB, tiba di Padang sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.
Delegasi Riau saat makan malam di perjalanan menuju Padang |
Sayangnya,
saat itu Allah Swt mengujiku. Baru saja satu malam tidur di balai penginapan.
Esok paginya ketika mengecek tas, dug! Dompetku tidak ada! Aku berusaha mencari
ke sana kemari memastikan semua tas bawaanku. Tapi memang tidak kutemukan
dompetku. Langsung aku berinisiatif menelfon sopir travel semalam. Aku ingin
memastikan apakah dompetku ketinggalan di travelnya apa bukan. Di seberang
telfon, kudengar suara si Bapak dengan logat minangnya mengatakan ia tidak
menemukan dompetku sama sekali. Tapi aku sangat yakin bahwa dompetku
benar-benar ketinggalan di travel tersebut. Aku berulang kali menelfon si Bapak
dan memintanya untuk mengecek travelnya kembali. Kali ini si Bapak bilang bahwa
mobil yang ia gunakan untuk mengantar penumpang itu sudah diantar ke cucian
mobil. Aku tetap kekeuh bilang bahwa aku yakin dompetnya ketinggalan di travel.
Akhirnya dengan memelas aku mengatakan, “ Pak, saya gak masalah kalau uang di
dalamnya diambil semua. Yang paling penting kartu mahasiswa, atm dan kartu
lainnya serta flashdisk saya kembali. Itu penting buat saya, Pak”. Di seberang
telfon si Bapak menyahut, “Nanti saya coba cek kembali”.
Selang
beberapa jam dari telfon itu, aku tetap berusaha tenang mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan pembukaan acara yang dilaksanakan di aula Universitas
Andalas. Aku bertemu dengan delegasi dari provinsi lain dan saling berkenalan.
Meskipun sebenarnnya pikiranku masih tidak tenang karena masih kepikiran dompet
yang hilang. Siangnya si Bapak nelfon dan bilang kalau dompetnya ditemukan si
tukang cucian mobil tapi uangnya sudah tidak ada. Aku menghela nafas. Sudah
kuduga akan begini akhirnya. Akhirnya aku meminta bantuan si Bapak untuk
mengantarkan dompet tersebut. Si Bapak menolak untuk datang ke UNAND. Akhirnya
kuminta bantuan panitia untuk menjemput dompet ke tempat si Bapak. Alhamdulillah,
sorenya dompetku sudah kembali di tangan. Lengkap kartu dan flashdisknya, namun
tidak ada uangnya. Entah si tukang cucian yang mengambil atau si Bapak, yang
jelas ini teguran dari Allah Swt untukku agar lebih berhati-hati. Untungnya,
Allah Swt sayang padaku. Aku masih menyimpan uang tabungan di dalam saku kecil
tasku, sehingga uang tersebut yang kugunakan untuk akomodasi selama kegiatan di
Padang. Alhamdulillah ala kulli hal…
***
Selain
mendapatkan teman baru, yang gak kalah istimewanya adalah materi yang
disuguhkan dan narasumber yang dihadirkan. Ada beberapa pejabat Kota Padang
yang dijadikan narasumber, ada juga beberapa mahasiswa aktivis SUMBAR yang
dijadikan coach. Lalu, ada Kak Arya Sandi Yudha (salah satu staff ahli DPR RI)
dijadikan narasumber. Tidak kalah bagusnya adalah materi yang disuguhkan. Coba
lihat daftar silabus materinya di bawah ini yang ku copas dari buku panduan
kegiatannya!
v Inspirasi Negara Madinah di Era
Rasulullah SAW dalam Pembentukan Negara Indonesia
Ø Tujuan :
1. Mengetahui bagaimana awal pembentukan negara Madinah yang
berasal dari komunitas madani yang terdiri dari komunitas lintas etnik dan
agama (komunitas muslim, yahudi, pagan) kemudian menjadi negara Madinah
2. Mempelajari konsep negara, sistem sosial, dan kesepakatan
politik yang terdapat dalam proses pembentukan negara Madinah dalam pembentukan
basis ummah
3. Mempelajari Piagam Madinah sebagai basis konstitusi
pembentukan ummah dan negara Madinah
4. Implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam Pembentukan Indonesia
v Perkembangan Dakwah Islam di
Nusantara: Hubungan Diplomatik, Hubungan Perdagangan, Pernikahan Politik, dan
Dakwah Kultural
Ø Tujuan :
1. Mempelajari proses perkembangan dakwah Islam di Nusantara
baik dari metode dakwah Walisongo, perkembangan kesultanan-kesultanan Islam,
dan dakwah ulama-ulama Nusantara
2. Mempelajari empat tahapan penting dalam perkembangan
dakwah Nusantara yaitu melalui hubungan diplomatik, hubungan perdagangan,
pernikahan politik, dan dakwah kultural
v Indonesia Negara Paripurna dan Lapis
Genealogi Intelejensia Muslim
Indonesia
Ø Tujuan :
1. Mengurai secara lebih mendalam akan konteks historis
lahirnya Pancasila sebagai landasan ideologis negara Indonesia
2. Mempelajari penafsiran dan penerapan Ideologi Pancasila
secara komprehensif dalam realitas kehidupan berbangsa di Indonesia
3. Memahami konteks Indonesia Negara Paripurna secara utuh,
dengan melihat Pancasila sebagai ideologi pemersatu yang menyatukan berbagai
keragaman etnik, bahasa, budaya, dan agama di Indonesia
4. Mempelajari perkembangan genealogi intelenjensia muslim di
Indonesia (Sarekat Islam, Persis, Muhammadiyah, NU, Masyumi, HMI, PII, IMM,
PMII, KAMMI) dan pengaruhnya terhadap proses perjuangan, kemajuan, dan
pembangunan Indonesia
5. Mempelajari keterkaitan ideologi pemikiran, jejaring, dan
visi perjuangan intelejensia muslim Indonesia dalam mencapai konklusi dalam
sinergisitas gerakan Islam menjadi komunitas ummah yang bersatu
Salah satu slide pemateri |
v Kebangkitan Turki dan Malaysia:
Fenomena Kebangkitan Negara Muslim di Tengah Peradaban Global
Ø Tujuan :
1. Mempelajari poin-poin penting kebangkitan ekonomi dan
industri Turki dan Malaysia sehingga muncul menjadi negara yang bangkit dalam
peradaban global
2. Mempelajari pemikiran dan pengalaman Fethullah Gulen dalam
membangun civil society dan jaringan kelas menengah muslim di Turki
3. Mempelajari fenomena gerakan Post-Islamisme Turki sebagai
kekuatan politik yang signifikan dalam kebangkitan Turki di Eropa
4. Mempelajari pengalaman Malaysia dalam membangun stabilitas
ekonomi dan industri sehingga menjadi kekuatan ekonomi yang menonjol di Asia
Tenggara
5. Mempelajari fenomena konsep Islam Hadhari sebagai salah
satu konsep politik yang signifikan dalam kebangkitan Malaysia di Asia Tenggara
v Studi Perkembangan Politik dan
Ekonomi Internasional : Dinamika Kemajuan Bangsa-Bangsa dalam Perkembangan
Ekonomi Dunia
Ø Tujuan :
1. Mempelajari perkembangan politik dan ekonomi
internasional, serta mempelajari berbagai faktor penting yang mempengaruhi
perkembangan ekonomi dunia.
2. Menganalisa skema pemetaan ekonomi global dan aktor-aktor
yang mempengaruhinya, baik dari negara industri berpengaruh, perusahaan multi
nasional, dan lembaga-lembaga keuangan internasional.
3. Mempelajari bagaimana strategi komunitas diaspora global
Yahudi dan China, sebagai salah satu aktor strategis dalam membangun bisnis di
berbagai negara tempat mereka melakukan diaspora.
4. Mempelajari bagaimana komunitas diaspora Yahudi dan China
dalam membentuk asosiasi dan lobi
ekonomi-politik dan mempengaruhi kebijakan di suatu negara
v Membangun Peradaban Emas 100 Tahun
Indonesia: Kemajuan Ekonomi, Industri, Pendidikan,Teknologi, dan Tata
Kenegaraan
Ø Tujuan :
1. Mendiskusikan visi kebangsaan 100 tahun Indonesia merdeka
dan perencanaan nasional multisektor strategis yang dibutuhkan dalam
menyongsong momentum tersebut
2. Melakukan review terhadap kemajuan yang sudah dicapai
Indonesia pada sektor ekonomi, industri, pendidikan, teknologi, dan
ketatanegaraan
3. Merancang visi Indonesia 2045 sebagai acuan kemajuan yang
akan dicapai pada sektor ekonomi, industri, pendidikan, teknologi, dan
ketatanegaraan
Sekilas
melihat silabus materinya, pasti kalian akan berpikir ini pelatihan apa? Kok
materinya Islami semua? Yap! Sama! Itu juga yang terpikirkan olehku ketika
membaca silabus materi ini. Ternyata, organisasi penyelenggara kegiatan ini
(Forum Negarawan Muda) memiliki 5 nilai dasar dan dasar utamanya adalah nilai
keislaman! Sedangkan 4 nilai lainnya adalah nilai Kepemimpinan, Kebangsaan,
Kemanusiaan dan Kemandirian. Masya Allah, aku baru menyadari bahwa pelatihan
ini bukan pelatihan kepemudaan yang biasa. Berkali-kali kuucap syukur bisa
menjadi bagian dari pelatihan ini.
Suasana saat training |
Suasana saat Focus Group Discussion |
Kurang lebih
selama 3 hari kami di training dengan suguhan materi demi materi oleh
narasumber mumpuni di aula Universitas Andalas. Di akhir kegiatan, panitia
sedikit menjelaskan tentang Forum Negarawan Muda. Ternyata organisasi ini ialah
organisasi baru yang usianya kurang lebih masih satu tahun. Organisasi ini
merupakan inisiasi dari alumni School for Nation Leaders 2015 yang diadakan
oleh Dompet Dhuafa. Tujuan organisasi ini dibentuk ialah untuk mencetak para
negarawan muda Indonesia yang berkhidmat untuk kepentingan rakyat dan mampu
menjadi penggerak arah bangsa di masa depan nantinya. Sesuai tagline yang
diajarkan saat pelatihan ini : Negarawan Muda, Belajar Merawat Indonesia! Ya,
melalui pelatihan ini diharapkan muncul kader-kader unggul yang mau merawat
bangsanya yang akan terus dibina melalui organisasi Forum Negarawan Muda.
Di akhir kegiatan, kami peserta SNL 1
2016 telah dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok dapat tugas untuk
menjalan proyek sosial yang telah disepakati di dalam kelompok tersebut.
Rentang waktu mengerjakan proyek tersebut kurang lebih 3 bulan dan akan
dievaluasi di School for Nation Leaders 2 di Bulan November mendatang. Wow!
Ternyata pelatihan ini kontinu dan tidak hanya sampai di sini.
Aku dan
kelompokku menamai tim kami dengan “Bung Hatta Muda”. Karena pada saat itu nama
kelompok diharuskan nama-nama tokoh nasional bangsa. Proyek sosial yang kami
rencanakan adalah pembuatan buku Bung Hatta Muda yang berisikan tulisan-tulisan
inspiratif seluruh peserta School for Nation Leaders 1. Rencananya, keuntungan
penjualan buku setelah terbit akan didonasikan ke panti sosial. Does it work?
Let’s see!
***
Selain
mendapatkan materi pelatihan, kami juga diajak untuk olahraga belajar bela
diri. Wow, aku jadi teringat waktu SMA dulu belajar pencak silat ala SMI.
Kecil-kecil gini dulunya aku sempat terpilih menjadi tim training pencak silat
sekolah. Tapi sayangnya aku tidak menekuni yang satu ini, hingga gugur menjadi
peserta andalan training untuk ikut kompetisi silat saat SMA. Well, back to the
story! Selain berlatih bela diri ringan, kami juga diajak berkeliling di
perpustakaan Universitas Andalas. Kami juga diajak untuk makan malam dan temu
ramah bersama Wali Kota Padang. Ada lagi yang lebih seru, diajak keliling Kota Padang dan ke Museum Adithyawarman!
Tampak luar perpustakaan Universitas Andalas. Katanya ini kampus Power Rangers karena arsitektur bangunannya yang unik! |
Usai latihan bela diri ringan |
Suasana temu ramah dan makan malam bersama Wali Kota Padang |
Saat mengunjungi Museum Adithyawarman |
Setelah empat hari mendapatkan materi
pelatihan, tibalah masanya perpisahan. Huh, kebiasaan yang selalu hadir setelah
adanya perpisahan! Banyak dari kami yang memutuskan untuk pulang ke daerah asal
masing-masing malam hari setelah acara penutupan di sore hari tanggal 2 Juni 2016.
Satu persatu tiap delegasi dijemput travel sejak sore usai penutupan. Ada yang
menuju bandara, ada juga yang berjalan-jalan dulu di Bukit Tinggi. Ada juga
yang pulang keesokan paginya. Bagaimana dengan kami yang dari Riau? Mengingat
dan menimbang bahwa masih banyaknya tumpukan tugas kuliah yang harus dikejar
untuk diselesaikan saat itu, akhirnya kami memtuskan untuk pulang malam itu
juga menggunakan travel. Berbeda dengan perjalananku di beberapa kota lainnya,
kali ini sedikitpun tidak ada sesi jalan-jalan. Tuntutan waktu yang mepet
dengan UTS dan menuju UAS saat itu membuat kami lebih mengutamakan kembali ke
kampus dengan segera.
Finally, setelah melalui perjalanan
kurang lebih 10 jam, tibalah kami di Kota Pekanbaru. Aku memastikan kembali
semua barang bawaanku sebelum benar-benar turun dari travel. Tidak ingin
kejadian seperti saat pergi terulang kembali!
***
Alhamdulillah,
Alhamdulillah …
Niat hati ingin
mengejar sertifikat nasional untuk tambahan poin nilai sertifikat Pemilihan
Mawapres Nasional, malah dapat poin plus plus di Kota Padang! Ya, ilmu baru,
pengalaman baru, jaringan baru, sahabat-sahabat baru dan komunitas baru adalah
nilai plus yang jauh lebih berharga kudapatkan di sini.
Allah SWT Maha Baik.
Aku mintanya satu, ia berikan banyak hal lebih dari yang kumau.
Fabiayyialairabbikumatukadzibaan
…
Sampai jumpa di School for Nation Leaders 2!
Foto yuk foto! |
Indahnya kebersamaan sarapan di teras UNAND! |
Kata sambutan perwakilan pengurus pusat Forum Negarawan Muda |
Makan siang! |
Suasana saat materi |
Materi dari Arya Sandi Yudha |
Foto bersama salah satu narasumber |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar..