Memasuki bulan Mei tahun 2016. Mahasiswa/i semester 6 di kampusku sedang disibukkan dalam proses pendaftaran Kukterta (Kuliah Kerja Nyata). Dulu, di kampusku penyebutannya juga sama seperti kampus lain, KKN. Tapi 2 tahun belakangan terakhir namanya diganti menjadi Kukerta. Sama seperti mahasiswa lainnya, aku pun turut serta disibukkan dengan proses pendaftaran Kukerta secara online. Ini memang semester yang rasanya menguras tenaga! Baru aja riweh dengan proses Pemilihan Mahasiswa Berprestasi, sekarang harus riweh lagi dengan prosesi pendaftaran Kukerta. Tapi selow aja jalanin semuanya, bersyukur! Alhamdulillah…
Pendaftaran online Kukerta di
kampusku dilakukan melalui website Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) Universitas Riau. Tidak jarang websitenya eror karena banyak yang akses.
Antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya pun seperti sedang lomba lari.
Adu kecepatan akses internet untuk membuka portal dan adu kecepatan untuk berhasil
mendaftar pada desa yang diinginkan. Setelah ikut berpacu via portal sama
seperti teman yang lainnya, akhirnya namaku tercantum menjadi pendaftar Kukerta
di Desa Pergam, Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis. Aku sengaja memilih lokasi
kepulauan karena memang ingin lebih mengenal kehidupan masyarakat pesisir.
Maklum, sejak kecil aku tinggal di daerah Riau daratan. Jadi ingin sekali
rasanya merasakan kehidupan pesisir.
Di sisi
lain, sebenarnya sejak tahun 2015 aku sudah menargetkan harus bisa ikut KKN-K
(Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan). Meskipun begitu, aku harus tetap terdaftar
dulu di Kukerta Reguler sebagai persiapan jika nanti misalnya tidak lulus
seleksi KKN Kebangsaan. Keinginan untuk bisa bergabung di KKN Kebangsaan bukan
tanpa motivasi. Banyaknya seniorku yang menjadi peserta KKN-K tahun 2015 yang
kebetulan saat itu tuan rumah pelaksanaannya adalah Provinsi Riau menjadi
motivasi bagiku untuk bisa menjadi salah satu delegasi UNRI di tahun 2016.
Beberapa kali aku bolak-balik ke LPPM mencari tau informasi pendaftaran KKN-K
2016, tapi belum ada. Aku juga bertanya ke sana kemari terus mencari informasi
dari senior atau pun teman-teman lain. Ternyata di penghujung Bulan Mei,
pengumuman seleksi KKN-K di kampusku diumumkan. Uwo! Aku antusias menyambut kabar
ini. Segera kuurus semua berkas untuk seleksi.
Sekitar
selang satu bulan, pengumuman peserta KKN-K 2016 dilampirkan via website LPPM
UNRI. Alhamdulillah, Allah SWT takdirkan namaku tercantum di sana. Syukur,
syukur! Betapa baiknya Allah menjadikanku salah satu dari 50 peserta se-UNRI
yang terpilih. Di sisi lain kesyukuranku ini, beberapa teman-teman Kukerta ku
di Desa Pergam sangat menyayangkan kelulusanku di KKN Kebangsaan. Ya, wajar.
Sebab sebelumnya kami sudah sempat beberapa kali berkoordinasi dan
bersilaturahmi via grup line yang dibuat khusus tim Desa Pergam. Ketika lulus
KKN Kebangsaan, artinya Kukerta ku di Desa Pergam batal. Yap, artinya tim ini
akan kehilanganku sebagai salah satu anggotanya. Aku memohon maaf ke
teman-teman tim Desa Pergam karena tidak jadi satu tim pengabdian. Mereka pun
memaklumi dan kami saling mendo’akan agar bisa saling sukses mengabdi meskipun tidak
satu tim.
Ada beberapa nama dari FKIP yang
dinyatakan lolos sebagai peserta KKN Kebangsaan dan namaku satu-satunya dari
Pendidikan Fisika. Allah SWT Maha Baik! Salah satu targetanku di tahun 2015
tercapai di tahun ini. Impianku di tahun 2014 yang ingin kembali menginjakkan
kaki di Kepulauan Riau akan diwujudkan Allah Swt di tahun ini. Ya, tuan rumah
KKN-K 2016 adalah Provinsi Kepulauan Riau! Sebuah provinsi yang kaya potensi
bahari dan menawarkan pesona maritime nan elok membuatku bertekad harus bisa
mengunjunginya kembali. Di tahun 2014, aku menjejaki kaki di Kepulauan Riau
sebagai delegasi Riau dalam kompetisi pidato remaja se-Sumatera. Tahun 2016
kembali Allah Swt mengirimku ke sana melalui KKN Kebangsaan. Alhamdulillah ala
kulli hal …