Siapa yang tidak
mengenal Einstein? Siapa pula yang tidak mengenal Newton? Dua nama ilmuan ini
telah tersohor ke seluruh penjuru dunia. Bagaimana tidak, kecerdasan Einstein
dan Newton dalam berbagai temuan ilmiahnya yang dirangkum menjadi teori-teori
dan hukum telah memberi pengaruh yang sangat kuat dalam dunia sains, khususnya
fisika. Kendati keduanya adalah ilmuan yang sama-sama terkenal di mata dunia,
namun ternyata terdapat beberapa pertentangan antara keduanya. Pada tulisan
kali ini, saya akan sedikit mengulas perbedaan teori yang dikemukakan oleh dua
ilmuan jenius ini yang telah saya rangkum dari beberapa referensi.
Berdasarkan dari
beberapa referensi yang saya baca, Albert Einstein berhasil meruntuhkan teori
Isaac Newton pada abad ke-19. Setelah Isaac Newton berhasil mengemukakan
teorinya tentang gravitasi dan membuat dunia percaya dengan teorinya tersebut,
fisikawan lain yakni Albert Einstein menemukan ada kejanggalan dalam teori
Newton tersebut. Kejanggalan itu terletak pada ketidakcocokan teori gravitasi
Newton dengan teori relativitas khusus yang diajukan Einstein pada tahun 1905.
Dalam teori
relativitas khususnya, Einstein berusaha agar teori relativitas khususnya
sesuai dengan teori electromagnetik Maxwell. Einstein menyatakan bahwa cahaya
memiliki kecepatan sebesar 299,792 km per detik atau yang biasa kita sebut
dengan sekitar tiga ratus juta meter per detik (sering ditulis dalam bentuk
kerennya: 3.108 meter per detik). Einstein juga mengatakan
bahwa kecepatan ini adalah kecepatan absolut. Artinya, benda atau energi lain
bisa bergerak mendekati kecepatan ini tetapi tidak akan pernah melebihi
kecepatan cahaya. Einstein juga melihat ada prinsip fisika lain yang tidak
bersesuaian dengan teori gravitasi Newton. Prinsip ini dikenal dengan prinsip
ekuivalen.