“ Dek, nanti sore kalian berangkat, ya. Tiket
nanti dipesan sama Solihin”
“ Emang uang dari fakultas udah cair, Bang?”,
tanyaku. Aku tahu betul uang dari fakultas sangat susah cairnya. Padahal kami
berangkat juga untuk kepentingan kampus.
“ Belum. Tapi kalian pakai uang abang aja
dulu. Abang ada tabungan satu juta. Pakai aja ini untuk ongkos kalian”
“ Nah, terus nanti kami pulangnya gimana? Uang
pendaftaran di sana gimana? Biaya makan di sana gimana?” Pertanyaan bertubi-tubi
kulontarkan ke Bang Rais, wakil gubernur mahasiswa FKIP. Sebab, kami yang
direncanakan akan berangkat belum ada satu pun yang pernah ke Bumi Raflesia
itu. Jadi, wajarlah jika ada banyak kekhawatiranku yang muncul.
Melihat pertanyaanku yang berjibun, ia dengan
sabar dan tenang menjawab.
“ Udah, jangan pikirkan yang lain-lain dulu.
Yang penting kalian berangkat aja. Masalah makan semua ditanggung panitia di sana.
Masalah biaya pendaftaran, udah Abang koordinasikan dengan panitia di sana.
Masalah ongkos pulang...”. Ia menghela
nafas sebentar. “ Kalian harus menang. Jadi kalau kalian menang nanti hadiahnya
bisa jadi untuk ongkos pulang”
Aku sontak kaget. “ Lho, jadi kalau gak menang
gimana?”
“ Ya, udah. Kalian gak usah pulang. Jadi orang
Bengkulu aja di sana. Tunggu sampai Abang kirimkan uang, ya ”,ujarnya sambil
tertawa.
Aku yang mendengar ucapannya hanya bisa
geleng-geleng kepala. Antara optimis dan tidak untuk berangkat. Persiapan belum
matang, bahkan sama sekali belum ada cari bahan informasi. Ya, walau pun debat
adalah salah satu bidang lomba yang tidak asing aku ikuti. Tapi, tetap saja
yang namanya sebuah perlombaan harus memiliki persiapan yang matang. Tapi,
melihat sikap optimis dan semangat dari wagubma FKIP, dengan modal nekad
akhirnya kami berempat putuskan untuk berangkat menuju Bumi Raflesia sore
nanti.
***
Kita
berangkat jam empat sore nanti.
Kumpul di
sekre BEM FKIP jam tiga.
Jangan
telat!
Demikian bunyi sms dari sekretaris umum BEM
FKIP. Namanya Solihin. Di kampus, ia biasa disapa dengan Pak Sol. Entah karena
wajahnya yang ketuaan atau wajahnya terlalu ke-bapakan, yang jelas ia pun selalu
menyebut dirinya dengan sebutan Pak Sol. Ia adalah salah satu rekan tim debatku
yang juga akan berangkat sore ini ke Bengkulu.